Faisal Basri Sanggah Jokowi soal Hilirisasi Nikel Beri Untung Rp 510 T: Angka-angkanya Tidak Jelas
Faisal Basri mempertanyakan sumber data dari Jokowi yang menyebut hilirisasi nikel mampu membuat Tanah Air meraup untung hingga Rp 510 triliun.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Arif Fajar Nasucha
Kedua, hampir seratus persen modal berasal dari pebankan China, maka pendapatan bunga juga hampir seluruhnya mengalir ke China.
Baca juga: KPK Usut Dugaan Korupsi Pejabat Daerah Terima Fee Pertambangan & Bermain Nikel, Siapa Sosoknya?
Ketiga, banyak tenaga kerja China di smelter nikel.
"Salah satu perusahaan smelter China membayar gaji antara Rp 17 juta hingga Rp 54 juta."
"Sedangkan rata-rata pekerja Indonesia hanya digaji jauh lebih rendah atau di kisaran upah minimum. Dengan memegang status visa kunjungan, sangat boleh jadi pekerja-pekerja China tidak membayar pajak penghasilan," tuturnya.
Tak sampai di situ, perusahaan smelter China juga memperoleh untung semakin besar lantaran dapat membeli bijih nikel dengan harga murah dan relatif lebih rendah dari harga internasional.
Ketika dibandingkan, harga nikel 1,8 persen pada Juli-September 2021 di Shanghai Metal Market (SMM) mencapai 82,7 dolar per ton.
Sementara, harga patokan mineral logam di Indonesia hanya 40,9 per ton.
"Perusahaan smelter memang membayar pajak bumi dan bangunan, tetapi nilainya amatlah kecil," terangnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)