Ombudsman Ungkap Biang Kerok Kenaikan Harga Beras, Apa Saja?
Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika membeberkan beberapa penyebab di balik kenaikan harga beras.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika membeberkan beberapa penyebab di balik kenaikan harga beras.
Pertama, ada soal permasalahan iklim. Ia mengatakan, saat ini memang secara nasional terjadi penurunan produksi padi karena iklim.
Berikutnya, ada juga permasalahan di hulu seperti luas lahan pertanian yang terus menurun.
Baca juga: Ombudsman Ungkap Faktor Penyebab Melonjaknya Harga Beras: Perubahan Iklim hingga Menurunnya Lahan
Yeka mengatakan, data Budan Pusat Statistik menunjukkan bahwa 200 ribu hektar luas lahan pertanian setiap tahunnya mengalami penurunan.
"Kalau tidak ada inovasi dalam meningatkan intensitas tanaman, ya berarti luas lahan ini justru akan menggerus pencapaian peningkatan produksi pertanian," katanya dalam konferensi pers di kantor Ombudsman RI, Jakarta, Senin (18/9/2023).
Yeka mengatakan, persoalan di hulu juga meliputi permasalahan benih serta subsidi pupuk.
Sedangkan untuk yang ketiga adalah persoalan di hilir. Ia menyinggung beberapa komponen produksi yang mengalami kenaikan harga.
Di antaranya, sewa lahan, harga BBM, pupuk, dan lain-lain.
Baca juga: Harga Beras Medium Hari Ini Naik, Tembus Rp13.040 Per Kg, Pemerintah Klaim Akan Turun
Lalu, ada soal produksi beras menurun, ketidakpastian/keterlambatan impor beras, serta pasokan beras yang menjadi tidak terantisipasi.
Jika polemik harga beras ini dibiarkan, menurut Yeka, berpotensi menimbulkan dampak yang lebih serius.
Antara lain, pelayanan publik dapat terganggung, inflasi, meningkatnya angka kemiskinan, serta stabilitas sosial dan keamanan politik menjelang tahun pemilu 2024.
"Oleh karena itu, serius lah dalam menyikapi kenaikan harga ini dan satu suara lah pemerintah dalam mendefinisikan penyebab dari semua ini," ujar Yeka.