Atasi Kemiskinan, Prabowo Janji Wujudkan Swasembada Pangan dan BBM: Tak Boleh Ada Orang yang Lapar
Indonesia dinilai bisa swasembada pangan komoditas strategis, seperti padi, jagung, dan tebu dalam empat tahun.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Rencana swasembada pangan memang sudah disampaikan Prabowo sejak masa kampanye Pilpres 2024. Dalam dokumen visi dan misinya berjudul Bersama Indonesia Maju, Prabowo juga telah menggariskan rancangan program swasembada pangan dalam program kerja yang ia sebut sebagai Asa Cita 2. Ada 18 program kerja yang telah ia rancangan untuk merealisasikan target swasembada pangan. "Saya pikir, kita bisa ekspor pangan dalam kurun waktu empat tahun. Dan (dalam) tiga tahun, kita mandiri pangan," ujar Prabowo saat menghadiri acara Mandiri Investment Forum.
Untuk mencapai target itu Prabowo mengatakan Indonesia perlu belajar dari banyak negara seperti China dan India. Menurutnya, China memiliki kinerja sangat baik dalam mengentaskan kemiskinan di negaranya. Sedang India sukses menjadi salah satu eksportir makanan terbesar di dunia. "Kita harus belajar dari praktik terbaik yang dilakukan India dan Tiongkok," ungkapnya.
Prabowo sendiri saat menjadi Menteri Pertahanan masa pemerintahan Presiden Joko Widodo juga ikut fokus membangun food estate. Proyek food estate dikerjakan lintas sektor dan kementerian, termasuk Kementerian Pertahanan dilibatkan.
Penunjukan Prabowo memimpin urusan pangan itu sempat menjadi tanda tanya bagi publik. Namun kala itu Presiden Jokowi berdalih bahwa ketahanan pangan juga bagian dari pertahanan nasional. Jokowi mengatakan pemerintah perlu menyiapkan lumbung pangan untuk menghadapi krisis pangan akibat pandemi Covid-19.
Prabowo lantas mencetuskan gagasan membuat sentra singkong di sejumlah daerah. Salah satu yang dipilih adalah Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah. Prabowo menjanjikan pusat produksi sekaligus industri singkong terpadu di sana. Singkong menjadi pilihan karena dianggap merupakan tanaman yang mudah ditanam sekaligus sumber pangan pokok alternatif beras.
Belakangan banyak kritikan datang terhadap proyek itu yang dinilai mangkrak dan merusak lingkungan. Guru Besar dan Kepala Pusat Bioteknologi IPB sekaligus Associate Researcher CORE Dwi Andreas Santosa menilai program food estate sebagai pemborosan dan bukan solusi masalah pangan Indonesia.
"Sering kali saya sebut,food estate ini melanggar kaidah-kaidah ilmiah, melanggar 4 pilar pengembangan lahan pangan skala besar, terkait tanah dan agroklimat, infrastruktur, budidaya dan teknologi, serta sosial-ekonomi," katanya dalam CORE Economic Outlook 2023: Harnessing Resilience against Global Downturn tahun lalu.
Para politisi pun menyebut food estate proyek gagal. “Food estate singkong menguntungkan kroni, merusak lingkungan, dan tidak menghasilkan. Ini harus diubah,” ujar Anies Baswedan, rival Prabowo di Pilpres 2024 lalu.
Namun Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pasang badan dan membantah food estate merupakan proyek gagal. Menurutnya diperlukan waktu untuk melihat manfaat food estate dalam ketahanan pangan dalam negeri. "Persoalan gagal itu tidak bisa di-judge dalam tempo yang dekat. Jadi belum bisa dikatakan gagal, tapi perlu waktu" katanya di The Westin Hotel, Jakarta, pertengahan tahun lalu.
Ia mencontohkan food estate di Kalimantan Selatan yang disebut memerlukan penanganan khusus. Kemudian food estate di Keerom, Papua yang merupakan lahan sawit dijadikan budidaya jagung. Hasilnya produktivitas food estate itu mencapai enam ton dan diperkirakan akan bertambah menjadi 12 ton.
Ia menyebut hasil food estate memang baru bisa terlihat dalam enam hingga tujuh musim panen. "Jadi jangan langsung dikatakan gagal, tidak," katanya. "Sebab treatment awal misalnya kadar keasaman masih tinggi, kita treatment lagi. Nanti pelan-pelan turun dan terbangun dengan baik sehingga tanaman akan bertumbuh dengan baik," imbuhnya.(tribun network/dod)