Delay Penerbangan Haji 2024 Parah, Kemenag Salahkan Garuda, Terlambat Ajukan Slot ke GACA
Delay yang berkali-kali terjadi karena manajemen Garuda Indonesia tidak sigap dalam mengurus izin slot time penerbangan haji kepada GACA.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejengkelan Kementerian Agama terhadap maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang banyak delay (terlambat) dalam menerbangan rombongan jemaah haji di musim haji 2024 ini belum kunjung hilang.
Kemenag menyatakan, delay yang berkali-kali terjadi di sejumlah kelompok terbang (kloter) di sejumlah daerah, dipicu oleh manajemen Garuda Indonesia sendiri yang tidak sigap mengurus izin slot time penerbangan haji kepada otoritas penerbangan sipil Arab Saudi (GACA).
Direktur Layanan Haji dalam Negeri Kementerian Agama Saiful Mujab bilang, manajemen Garuda Indonesia tidak gerak cepat dalam mengurus izin slot time penerbangan haji kepada otoritas penerbangan sipil Arab Saudi (GACA).
Hal ini berdampak langsung terhadap kepulangan jemaah haji Indonesia yang seharusnya langsung terbang dari Bandara Jeddah namun harus transit dari Bandada Amie Muhammad bin Abdul Azis (AMAA) di Madinah.
Saiful menerangkan perihal teknis pihak Kementerian Agama sejatinya sudah berkerjasama dengan Kementerian Perhubungan di dalam penentuan seleksi slot penerbangan.
“Kita juga mengajukan dari awal slot penerbangan agar betul-betul terkoordinasi dengan baik karena yang menentukan itu dari otoritas penerbangan sipil Arab Saudi (GACA),” katanya dalam evaluasi haji 2024 di Hotel Aryaduta Jakarta Pusat, Senin (15/7/2024).
Di dalam aturan GACA bahwa negara-negara yang mengirim jemaah di atas 30 ribu ada mekanisme khusus yang harus dilakukan selama satu bulan.
Oleh karenanya, Kemenag dari sebelum bulan Desember 2023 sudah meminta maskapai yakni Garuda Indonesia agar mengajukan slot.
“Di Januari 2024 Saudi Airlines sudah mengajukan sedangkan Garuda Indonesia agak telat karena ada kendala pesawat yang disewa itu ada beberapa yang belum positif,” urai Saiful.
Baca juga: Kemenhub Catat Ada 48 Kali Penerbangan Haji Terlambat di Fase Pertama, Didominasi oleh Garuda
Dia menyebut slot penerbangan sejatinya bukan ranah dari Kementerian Agama tetapi kewajiban maskapai sesuai dengan kontrak di dalam penerbangan haji.
Dan sampai pada detik akhir ketika sudah mulai menyusun jadwal penerbangan Garuda Indonesia masih ada slot yang belum mendapatkan izin.
Alhasil, pesawat Garuda Indonesia harus mendarat di Madinah padahal itu gelombang pertama.
Baca juga: Kemenag: 47,5 Persen Penerbangan Haji Garuda Terlambat dari Jadwal
Prinsipnya, Kementerian Agama sudah mendorong sejak dibukanya terkait pengangkutan jemaah menggunakan maskapai.
Sebab slot penerbangan akan berhimpitan dengan negara-negara lain.
“Slot kita 553 penerbangan ternyata sampai akhir gelombang kedua pun Garuda Indonesia menerbangkan kepulangan seharusnya dari Jeddah menjadi dari Madinah,” ujarnya.
Masih ada beberapa catatan tapi pada prinsipnya slot penerbangan menjadi kewenangan maskapai penerbangan bukan Kementerian Agama.
Seperti diketahui, penyelenggaraan ibadah haji tahun ini diwarnai pengalihan slot time penerbangan untuk 46 kelompok terbang (kloter) jemaah Indonesia pada gelombang 1 pemulangan.
Sebanyak lebih kurang 18.000 jemaah yang berangkat pada gelombang pertama (mendarat di Madinah), semestinya pulang melalui Jeddah.
Namun, karena maskapai gagal mendapatkan slot time di Bandara Jeddah, jemaah harus pulang melalui Madinah.
Dampak dari pengalihan penerbangan ini membuat waktu jemaah menjadi lebih lama dan berpotensi kelelahan.