NEC Siap Hadirkan Teknologi Baru untuk MRT Jakarta Tahap 2
Perusahaan teknologi NEC Corporation akan membangun sistem komunikasi, sistem pengawasan fasilitas, pengumpulan data untuk proyek
Penulis: Sanusi
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan teknologi NEC Corporation akan membangun sistem komunikasi, sistem pengawasan fasilitas, pengumpulan data untuk proyek perluasan jalur utara-selatan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta tahap 2.
NEC menggandeng Larsen & Toubro Limited, sebuah perusahaan konstruksi berbasis di India serta sub kontraktor khusus dari kontraktor utama Sojitz Corporation, perusahaan perdagangan terkemuka di Jepang.
“Dengan memanfaatkan teknologi digital canggih dan secara aktif berupaya mengembangkan infrastruktur transportasi, NEC akan terus berkontribusi terhadap perkembangan baru di Indonesia dan meningkatkan kenyamanan bagi penumpang,” kata General Manager Global Transport Integration Department NEC Corporation, Misako Ebisawa.
Baca juga: Pengguna Dapat Masker Gratis, 286.445 Orang Gunakan MRT saat HUT Kota Jakarta ke-49
Melalui keterangan tertulisnya, Jumat (2/8/2024), perusahaan menegaskan akan tetap berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan guna menyediakan infrastruktur transportasi yang aman, terjamin, dan efisien.
Seperti halnya MRT Jakarta Fase 1 yang selesai pada Maret 2019, NEC akan membangun sistem komunikasi, serta sistem pengendalian fasilitas dan pengumpulan data untuk perluasan tersebut.
Sistem komunikasi akan menggunakan teknologi telekomunikasi topologi jaringan lingkaran untuk transmisi tulang punggung/backbone, public address system, dan sistem telekomunikasi lainnya yang akan terhubung dengan jaringan utama.
Sistem Fasilitas SCADA akan memantau dan mengendalikan perangkat dan proses yang diperlukan untuk pengoperasian kereta api, serta sistem untuk mengumpulkan data.
Untuk diketahui, proyek ini didukung oleh pemerintah Jepang melalui pinjaman bantuan pembangunan dari Japan International Cooperation Agency (JICA).
Proyek MRT Jakarta Fase 2 akan memperpanjang jalur sepanjang 16 km (Stasiun Lebak Bulus-Stasiun Bundaran HI) yang dibuka pada tahap pertama lebih jauh ke utara sekitar 6 km (antara Stasiun Bundaran HI dan Stasiun Kota), dengan total panjang kurang lebih 22 km.
Jalur ini akan membawa penumpang antara Stasiun Lebak Bulus hingga Stasiun Kota dalam waktu kurang lebih 45 menit dan dijadwalkan beroperasi penuh pada tahun 2030.