Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indonesia Bisa Kena Dampak Telak Jika Trump Kenakan Pajak 100 Persen ke Aliansi BRICS

Ancaman Trump bisa membuat produk Indonesia menjadi kurang kompetitif di pasar AS.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Indonesia Bisa Kena Dampak Telak Jika Trump Kenakan Pajak 100 Persen ke Aliansi BRICS
YouTube
Perekonomian Indonesia bisa terkena dampak buruk jika Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, jadi merealisasikan ancamannya mengenakan tarif 100 persen ke negara-negara anggota BRICS. BRICS merupakan aliansi ekonomi baru yang dibangun oleh negara-negara Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa atau Afrika Selatan. 

Pernyataan terbaru Trump itu muncul sebagai respons atas hasil pertemuan puncak BRICS yang diadakan di Kazan, Rusia, Oktober 2024. 

Baca juga: Di RI-Brazil Business Forum, Prabowo Ungkap Keinginan Gabung BRICS

Dalam pertemuan itu antara lain dibahas peningkatan transaksi nondollar dan penguatan mata uang lokal. 

Aliansi BRICS telah berkembang secara signifikan sejak didirikan pada tahun 2009. 

Presiden China Xi Jinping berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada KTT BRICS 2024
Presiden China Xi Jinping berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada KTT BRICS 2024 (Host Photo Agency)

Semula anggotanya hanya Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Kini, negara anggotanya meluas dengan bergabungnya Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab. 

Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva pada tahun 2023 pernah mengusulkan pembentukan mata uang bersama di Amerika Selatan untuk mengurangi ketergantungan pada dollar AS. 

Tarif untuk Meksiko dan Kanada Peringatan Trump muncul kurang dari seminggu setelah Trump mengumumkan akan mengenakan tarif 25 persen terhadap barang dari Meksiko dan Kanada dan tarif tambahan 10 persen pada China setelah dilantik menjadi presiden AS. 

Kebijakan tersebut dikeluarkan dengan dalih sebagai balasan terhadap adanya imigrasi ilegal, kejahatan, serta perdagangan narkoba yang masuk perbatasan negara tersebut. 

Berita Rekomendasi

Atas hal tersebut, sekutu Trump menduga ancaman itu hanyalah taktik negosiasi sebagai tawaran kepada negara-negara BRICS daripada sebuah janji. 

Calon Menteri Keuangan AS, Scott Bessent menyebut ancaman Trump untuk mengenakan kenaikan tarif besar sebagai bagian dari strategi negosiasinya. 

Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada pertemuan KTT BRICS di kota Kazan, barat daya Rusia, pada Rabu (23/10/2024).
Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada pertemuan KTT BRICS di kota Kazan, barat daya Rusia, pada Rabu (23/10/2024). (Stanislav Krasilnikov/Handout/brics-russia2024.ru)

"Pandangan umum saya adalah bahwa pada akhirnya, ia adalah seorang penganut paham perdagangan bebas," kata Bessent, dilansir dari BBC, Senin (2/12/2024).

Seberapa jauh dampak ancaman Trump bagi Indonesia? 

Ancaman Trump untuk menjatuhkan tarif 100 persen bagi negara-negara anggota BRICS terkait isu dedolarisasi tersebut perlu dicermati Indonesia. Hal ini terkait keinginan Indonesia bergabung dengan perkumpulan itu. 

Baca juga: Video Momen Sigap Menlu Sugiono Bantu Prabowo Jawab soal Rencana RI Ingin Gabung BRICS dan OECD

Dikutip dari Kompas.id, Menteri Luar Negeri RI Sugiono sebelumnya menyatakan, Indonesia tertarik untuk bergabung dengan BRICS saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi BRICS di Kazan, Rusia, Oktober 2024. 

Menlu Sugiono menegaskan bahwa sikap Indonesia yang menyatakan ketertarikan (expression of interest) untuk bergabung dengan BRICS merupakan bagian dari pengejawantahan politik bebas aktif, yakni aktif pada semua blok, forum, dan berbagai agenda dunia. 

Halaman
123
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas