Kunjungi DPR, Dubes Georgia Sampaikan Kerjasama Sister City dengan Provinsi NTB
Kunjungan Duta Besar Republik Georgia, Zurab Aleksidze diterima oleh Ketua DPR RI Ade Komarudin.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kunjungan Duta Besar Republik Georgia, Zurab Aleksidze diterima oleh Ketua DPR RI Ade Komarudin.
Dengan didampingi oleh Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto (F-PD), Ketua DPR dan Dubes Georgia membahas beberapa hal, salah satunya terkait hubungan kedua negara.
“Beliau minta saya segera menyampaikan supaya kita adakan kegiatan saling kunjung, karena sudah ada sister city,” kata Akom panggilan akrab Ade Komarudin, usai pertemuan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (28/9/2016).
Sebelumnya, Dubes Georgia menyampaikan kepada Akom bahwa negaranya selama ini telah melakukan kerjasama Sister City dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dalam kesempatan itu, kedua belah pihak juga membicarakan cara meningkatkan hubungan perdagangan yang selama ini sudah terjalin.
Selain itu dibahas juga terkait reformasi birokrasi, di mana Georgia selama ini cukup maju dalam hal tersebut.
“Saya juga sampaikan, kita sekarang sedang menggalakkan e-budgeting dan e-government, semua dilakukan untuk transparansi dan pelayanan publik yang lebih baik. Hal itu juga dapat dijadikan kerjasama dalam rangka memantapkan birokrasi masing-masing negara,” jelas politisi F-PG itu.
Mengutip pernyataan Dubes Georgia, Akom mengatakan bahwa Dubes Georgia juga berterimakasih kepada BKSAP DPR atas kerjasama sesuai dengan fungsi diplomasi Parlemen dan UU MD3 yang berjalan dengan baik. Georgia juga meminta dukungan agar mereka menjadi observer pada sidang ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA).
“Kami memberikan komitmen meminta pada AIPA agar Georgia jadi observer pada sidang AIPA tersebut,” imbuh politisi asal dapil Jawa Barat itu.
Masih dalam kesempatan yang sama, Dubes Georgia juga menyampaikan bahwa negaranya akan menyelenggarakan Pemilu pada Oktober mendatang.
Dubes Georgia meminta agar diadakan aktivitas diplomasi antar parlemen.
“Dubes juga mengatakan setelah Oktober ini akan ada pimpinan parlemen yang baru. Beliau meminta dukungan agar ada pertukaran diplomasi antar parlemen setelah ada kepemimpinan parlemen baru nanti,” tutup Akom. (Pemberitaan DPR RI)