Serangan di Paris, Belum ada Informasi WNI Menjadi Korban
sudah sekitar 153 orang dinyatakan tewas akibat serangan teroris di Pranci
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Kementerian Luar Negeri, Muhammad Iqbal mengatakan hingga kini belum ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban peristiwa serangan yang dilakukan kelompok bersenjata di Paris, Perancis.
"Info sementara terkait insiden Paris yang kami terima dari wakil dubes di Paris sejauh ini tidak ada laporan adanya korban WNI," ujar Iqbal saat dihubungi, Sabtu (14/11/2015).
Berdasarkan keterangan yang didapat, kata Iqbal, memang ada beberapa WNI yang berada dilokasi kejadian yang ikut menyaksikan laga persahabatan sepakbola antara Perancis dan Jerman di stadion Stade De France.
Sejauh ini, sudah sekitar 153 orang dinyatakan tewas akibat serangan teroris di Prancis, Jumat (13/11/2015), dan 100 orang masih disandera.
Dikutip Sydney Morning Herald, korban tewas dihasilkan dari serangan penembakan dan pemboman di gedung teater Le Bataclan, stadion Stade de France, pusat perbelanjaan Les Halles, dan sejumlah jalanan Paris.
Hingga kini pelaku serangan dikatakan masih belum dapat diringkus, namun pemerintah Prancis sudah mengerahkan 1.500 tentara pasukannya
Meski meyakini bahwa serangan itu adalah aksi yang mengarah pada teror, President Prancis Francois Hollande mengaku masih belum mengetahui siapa dan apa dalang di balik serangan itu.
"Para teroris itu ingin agar kami (warga Prancis) ketakutan. Ini memang menakutkan, tapi untuk menghadapi teror kita harus tetap bersatu," ucapnya, sembari terus menekankan pasukannya masih terus melawan aksi teror ini.
Francois pun dikatakan sempat terancam, lantaran dirinya pada hari it sedang berada di stadion Stade de France, di mana pertandingan sepakbola antara Prancis dan Jerman dilaksanakan.
Sebagai langkah pengamanan, sejumlah fasilitas umum di Paris ditutup dan warga diimbau agar tetap berada di rumah masing-masing, mengingat aksi penembakan di jalanan masih terus menelan nyawa. (ABC News/Sydney Morning Herald).