Siapakah Fethullah Gulen, Sekutu Erdogan yang Akhirnya Jadi Musuh
Gulen masih merupakan karib sekaligus sekutu Erdogan, yang saat itu masih menjabat perdana menteri
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nama Fethullah Gulen, ulama berusia 75 tahun yang kini menetap di AS, kembali menjadi buah bibir di Turki. Sebab, Gulen disebut-sebut sebagai dalang kudeta militer yang gagal menggulingkan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Bukan kali ini saja Gulen dituding hendak menggulingkan Erdogan. Beberapa tahun lalu saat skandal korupsi dan suap menjerat orang-orang dekat Erdogan, nama Gulen kembali dituduh sebagai penggerak penyidikan polisi dan kejaksaan saat itu.
Lalu siapakan Fethullah Gulen pendiri "Gerakan Gulen" dan pernah menjadi sekutu dekat Recep Tayyip Erdogan?
Dari sekutu menjadi musuh
Baru tiga tahun lalu, Gulen masih merupakan karib sekaligus sekutu Erdogan, yang saat itu masih menjabat perdana menteri , dan memainkan peran penting terkait meroketnya karier politik Erdogan.
Para pendukung Gulen, yang banyak bekerja di institusi kehakiman dan kepolisian, mendukung upaya menyingkirikan musuh pemerintah, khususnya anggota militer, yang diduga merancang upaya kudeta.
Namun, keduanya menjadi musuh besar setelah pada 2013, Erdogan dan Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) yang berkuasa menuding Gulen merancang tuduhan korupsi yang menjerat sejumlah pejabat senior dan putra Erdogan, Bilal.
Menyusul dugaan kasus korupsi itu, pemerintahan Erdogan menggelar pembersihan untuk menyingkirkan para pendukung Gulen dari posisi kemiliteran, polisi dan kehakiman.
Para jurnalis dan media massa yang diduga memiliki keterkaitan dengan Gulen juga menjadi sasaran pembersihan.
Pada Maret 2013, pemerintah Turki mengambil alih harian terbesar negeri itu Zaman, setelah menempatkan perusahaan induk koran itu di bawah pengawasan negara.
Pasca-upaya kudeta pada pekan lalu, kembali puluhan ribu orang yang dianggap pengikut Gulen ditangkap atau dipecat dari pekerjaan mereka.
Siapa Fethullah Gulen?
Gulen lahir di desa Korucuk, dekat kota Erzurum pada 27 April 1941. Ayahnya, Ramiz Gulen adalah seorang ulama di desanya.
Sementara sang ibu, adalah guru Al Quran yang tetap mengajarkan ilmu agama meski pemerintah Turki melarang pengajaran agama semacam itu.