Mengenal Gulen, Musuh Erdogan yang Peduli dengan Pendidikan
ETHULLAH Gulen, ulama berusia 75 tahun yang kini menetap di Amerika Serikat, kembali menjadi buah bibir di Turki.
Editor: Anita K Wardhani
Sehingga, kata Gulen, tak ada manfaatnya untuk memperjuangkan sisa yang hanya lima persen itu.Gulen juga dikenal sangat mendukung upaya pemerintah Turki menjadi anggota Uni Eropa.
Dia berulang kali mengatakan Uni Eropa dan Turki tak memiliki masalah untuk dikhawatirkan tetap justru banyak hal yang bisa diraih bersama.
Gulen juga dikenal sangat mengecam terorisme dan kekerasan terhadap warga sipil karena hal-hal semacam itu tak mendapatkan tempat di dalam Islam.
Dia menulis artikel di harian Washington Post sehari setelah tragedi 11 September di New York yang menewaskan ribuan orang.Dalam artikel itu Gulen menyebut seorang Muslim tak bisa menjadi teroris dan seorang teroris bukan Muslim sejati.
Dalam artikel yang sama dia juga mengecam apa yang disebutnya "pembajakan Islam" oleh para teroris.
Namun, ada beberapa pandangan Gulen yang bertentangan dengan pemerintah Turki salah satunya adalah soal insiden Mavi Marmara yang menewaskan para aktivis Turki.
Dia mengkritik, upaya pengiriman bantuan kepada penduduk Gaza tanpa sepengetahuan pemerintah Israel yang saat itu memblokade perairan di dekat wilayah kantung Palestina tersebut.
Gulen mengatakan, kematian para aktivis merupakan sebuah hal yang mengerikan tetapi kelalaian penyelenggara untuk memberitahu pemerintah Israel tak bisa diabaikan begitu saja.
"Itu adalah sebuah upaya mengabaikan pemerintah setempat dan hal semacam itu biasanya tidak akan berbuah kebaikan," kata Gulen saat itu.Soal konflik Suriah, Gulen sangat menentang keterlibatan Turki di negeri yang dikoyak perang itu. Dia menolak keinginan pemerintah Turki menggulingkan Bashar al-Assad tetapi mendukung intervensi militer terhadap ISIS. (tribunnews)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.