Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Kegagalan Pasukan Elite Amerika Selamatkan Sandera di Afghanistan

Dua sniper SEAL Tim Six yang tidak ikut turun, beroperasi dari atas helikopter. Tim ini menyediakan perlindungan sniper overwatch.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Kisah Kegagalan Pasukan Elite Amerika Selamatkan Sandera di Afghanistan
ABC
SEAL 

Walaupun segenap daya upaya dikerahkan untuk menjaga agar Linda Norgrove tetap hidup, akhirnya ia meninggal dalam perjalanan kembali ke markas.

Di sisi lain, SEAL Tim Six setidaknya berhasil menuntut balas pada mereka yang telah menculik Linda Norgrove.

Komandan Taliban setempat, Mullah Basir dan Mullah Keftan selaku penyandera berhasil ditewaskan.

Sayang, tujuan utama misi ini, yaitu membebaskan Linda dalam keadaan hidup tidak tercapai.

Pada awalnya dua anggota SEAL Tim Six yang terlibat sepakat untuk menyembunyikan fakta yang sebenarnya terjadi.

Komandan tim yang terlibat pun tidak punya alasan untuk curiga dan menuliskan dalam laporannya bahwa Linda Norgrove tewas oleh ulah musuh.

Tewasnya Linda dikatakan terjadi karena Taliban yang menyanderanya meledakkan rompi bom bunuh diri. “Fakta” ini diterima dan diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Wiliam Hague.

Berita Rekomendasi

Dua hari setelah kejadian, seorang perwira intelijen Afghanistan membocorkan bahwa Norgrove tewas justru karena granat dari personel SEAL Tim Six. Informasi yang disampaikan kepada pihak Inggris itu membuka babak investigasi baru.

Jenderal David Petraeus, komandan NATO di Afghanistan saat itu memerintahkan investigasi mendalam dengan membentuk tim investigasi gabungan AS-Inggris.

Tim gabungan yang dipimpin Mayjen Joseph Votel dan Brigjen Robert Nitsch itu melihat ulang seluruh jalannya operasi, dan proses pengambilan keputusan yang dilakukan.

Seorang mantan perwira 22nd SAS juga datang ke Kabul untuk memperkuat tim Inggris dalam melaksanakan penyelidikan.

Proses penyelidikan dilakukan secara menyeluruh, termasuk meminta hasil rekaman kamera yang terpasang di helm operator ST6 yang melakukan penyerbuan untuk diputar ulang.

Tim investigator juga meminta hasil rekaman dari AC-130 Spectre yang mengawasi jalannya operasi. Dari situ langsung ketahuan bahwa salah seorang operator melemparkan sesuatu sebelum terjadinya ledakan.

Rekaman dari Spectre juga mencatat ledakan yang jelas bukan disebabkan oleh rompi bom.

Operator yang bertanggung jawab melemparkan granat itu akhirnya mengaku. Ia pun  diberi sanksi dengan dikeluarkan dari SEAL Team Six. Anggota tim lainnya yang dianggap turut menyembunyikan fakta diberi sanksi, termasuk penundaan kenaikan pangkat.

Sumber: Angkasa
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas