Di Negara-negara Ini Waktu Berpuasa Umat Muslim Lebih Lama
Dengan waktu yang lebih panjang, umat muslim di Eropa lebih merasakan rasanya menahan lapar dan haus selama 21 jam ditambah harus bekerja selama delap
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - 1 Ramadhan 1438 hijriah jatuh, Sabtu (27/5/2017) di Eropa.
Ramadan kali ini bertepatan dengan musim panas di Eropa.
Sehingga jika masyarakat Indonesia biasa berpuasa sekitar 13 jam.
Di belahan dunia lain puasa bisa dijalani lebih lama bahkan hingga 22 jam.
Dengan waktu yang lebih panjang, umat muslim di Eropa lebih merasakan rasanya menahan lapar dan haus selama 21 jam ditambah harus bekerja selama delapan jam sehari.
Ya, hal ini menjadi tantangan tersendiri.
Umat muslim di wilayah Nordic memiliki waktu berpuasa selama lebih dari 20 jam.
Sementara umat muslim di Inggris akan menjauhkan diri dari makanan dan minuman sekitar 19 jam.
Hal ini membuat mereka hanya memiliki waktu lima jam untuk makan setelah matahari terbenam saat berbuka hingga Sahur.
Umat Muslim menjadikan bulan Ramadan sebagai momentum kebangkitan spritual berdasarkan iman, ilmu, dan amal saleh guna mewujudkan kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial demi terwujudnya kemaslahatan umat dan bangsa.
Namun, terik panas dan panjangnya siang hari membuat sulit bagi umat muslim yang tinggal di belahan bumi utara untuk menjalankan bulan suci.
Menurut harian Sabah, umat Muslim di kota paling utara di Swedia di Tromso Kiruna, Norwegia dan Islandia Reykjavik akan harus berpuasa selama hampir 22 jam.
Sehingga mereka hanya memiliki dua jam antara berbuka malam hari dan sahur makan sebelum-fajar.