Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Babak Baru Politik Amerika: DPR Makzulkan Trump di Penghujung Tahun

Tahun ini menjadi momentum bersejarah bagi DPR Amerika Serikat (AS), saat mereka mengesahkan pasal pemakzulan

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sanusi
zoom-in Babak Baru Politik Amerika: DPR Makzulkan Trump di Penghujung Tahun
Instagram @realdonaldtrump
Donald Trump Menjadi Presiden Ketiga yang Dimakzulkan dalam Sejarah Amerika Serikat. Ia Dimakzulkan DPR atas Tuduhan Penyalahgunaan Kekuasaan 

Trump menuduh Omar bersimpati terhadap warga AS yang bergabung dengan ISIS.

Dia juga mengolok-olok Cortez dengan menyebut dia tidak punya waktu mengucapkan namanya yang terlalu panjang.

Pendukung Trump terus meneriakkan slogan, "Kirim dia pulang" yang merujuk kepada Omar yang lahir di Somalia sebelum berimigrasi ke AS.

"Mereka tidak mencintai negara ini. Saya rasa mereka membenci negara kita. Jika mereka tidak suka, mereka dapat meninggalkan AS," kata Trump saat kampanye akbar untuk Pilpres 2020.

Trump mengecam keempat perempuan itu tidak mewakili nilai-nilai Amerika dan juga menyebut Partai Demokrat sebagai partai radikal kiri yang berbahaya dan tidak dapat dikendalikan.

Para pemimpin Partai Demokrat telah secara bulat mengecam komentar Trump dan mendukung keempat perempuan anggota kongres itu. Namun, bersikap hati-hati terhadap pemakzulan.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi dari awal menolak pemakzulan terhadap Trump tanpa dasar pelanggaran hukum yang kuat serta dukungan bipartisan dari DPR dan Senat AS.

Berita Rekomendasi

Pelosi sendiri telah berupaya menyeimbangan kepentingan di partainya antara kubu progresif yang gencar menyerukan Trump dimakzulkan serta kubu moderat yang lebih fokus terhadap isu-isu kebijakan yang menyangkut kehidupan sehari-hari konstituen.

"Enam Komisi DPR sedang bekerja menginvestigasi kemungkinan pelanggaran hukum dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh Presiden Trump, termasuk intervensi Rusia di pilpres 2016," tutur Pelosi.

Ketua DPR Nancy Pelosi dari awal menolak pemakzulan terhadap Trump tanpa dasar pelanggaran hukum yang kuat serta dukungan bipartisan dari DPR dan Senat AS.

Pelosi sendiri telah berupaya menyeimbangan kepentingan di partainya antara kubu progresif yang gencar menyerukan Trump dimakzulkan serta kubu moderat yang lebih fokus terhadap isu-isu kebijakan yang menyangkut kehidupan sehari-hari konstituen.

“Enam Komisi DPR sedang bekerja menginvestigasi kemungkinan pelanggaran hukum dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh Presiden Trump, termasuk intervensi Rusia di pilpres 2016,” tutur Pelosi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas