Cerita Kepanikan Warga Hong Kong, Borong Tisu dan Beras Gara-gara Isu Akan Dikarantina
Ancaman virus telah memicu kepanikan di sebagian besar Hong Kong untuk pembelian masker bedah
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Warga Hong Kong dilanda kepanikan pada hari Kamis (6/2/2020). Mereka berbondong-bondong ke supermarket atau toko ritel lainnya untuk membeli barang-barang penting.
Mereka cemas, adanya pembatasan di perbatasan yang ditujukan untuk menahan virus corona akan menghambat pengiriman.
Di sisi lain, pemerintah Hong Kong sangat sedikit memberikan detail tentang karantina wajib yang mulai berlaku dalam waktu kurang dari 36 jam atas kedatangan dari daratan China.
Melansir South China Morning Post, antrian panjang seperti ular menjadi pemandangan biasa di toko-toko ritel di seluruh kota selama dua hari berturut-turut.
Banyak warga yang berdesakan untuk mengambil tisu toilet, beras dan barang-barang tidak tahan lama lainnya.
Padahal, pemasok makanan berusaha meyakinkan masyarakat bahwa tidak perlu menimbun barang-barang.
“Sama sekali tidak perlu panik membeli. Kami selalu bekerja untuk memastikan pasokan makanan yang stabil dan selama bertahun-tahun, di semua jenis acara besar, kami tidak pernah kekurangan,” jelas Thomas Ng Wing-yan, ketua Dewan Makanan Hong Kong, mengatakan dalam konferensi pers.
Meskipun mereka memberikan jaminan, perwakilan dari pedagang beras, babi, telur, makanan laut, unggas dan buah-dan-sayuran mendesak pemerintah untuk membebaskan pengemudi truk lintas batas dari karantina 14-hari yang akan dimulai pada Sabtu, untuk mencegah keterlambatan pasokan mencapai kota.
Baca: Anies Baswedan Kantongi Restu Istana Lanjutkan Revitalisasi Monas, Mensesneg Minta Ini. . .
Kekhawatiran itu, yang dipicu oleh rumor yang beredar di media sosial, semakin meningkat ketika pemerintah mengumumkan pada hari Rabu bahwa akan memberlakukan karantina 14 hari pada siapa pun yang masuk dari daratan China.
Baca: Politisi Gerindra Andre Rosiade Punya Kekayaan Rp 25,1 Miliar, Mengoleksi Mercedes-Benz S350AT
Kondisi inilah yang memicu kekhawatiran bahwa pasokan makanan dan kebutuhan pokok juga akan tertahan.
Akan tetapi, langkah pemerintah yang mengatakan akan mengumumkan secara detail tentang tindakan karantina pada hari Kamis tidak juga terjadi.
Baca: Profil JB Smarlin: Anak Buruh Tani di Blitar, Dipercaya Pak Harto Jadi Arsitek Pembangunan Indonesia
Sumber South China Morning Post mengungkapkan, Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor masih terlibat dalam pertemuan penting terkait fasilitas dan rincian implementasi.
Sementara ancaman virus telah memicu kepanikan di sebagian besar Hong Kong untuk pembelian masker bedah, kecemasan meluas pertengahan minggu hingga barang-barang lainnya dibersihkan dari rak-rak supermarket.
Tetapi Kenneth Chan Kin-nin, ketua Asosiasi Pedagang Beras Hong Kong, mengatakan beras dalam persediaan yang cukup.