Pangeran Arab Saudi Tahan Tiga Anggota Senior Keluarga Kerajaan Terkait Dugaan Pengkhianatan
Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah menahan saudara laki-laki raja, mantan putra mahkota dan sepupu bangsawan yang dipandang jadi ancaman.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Untuk diketahui, penahanan anggota keluarga senior Kerajaan Saudi terjadi pada saat ketegangan meningkat dengan Iran.
Pangeran Mohammed melaksanakan reformasi sosial dan ekonomi yang ambisius, termasuk penawaran publik perdana.
Penawaran publik itu dilakukan oleh raksasa minyak Saudi Aramco di bursa domestik pada Desember 2019 lalu.
MBS dipuji di Tanah Kelahirannya karena memberikan kelonggaran atas pembatasan sosial di kerajaan dan membuka ekonomi.
Di sisi lain, MBS menuai kecaman internasional atas perang yang menghancurkan Yaman.
Tak berhenti di situ saja, MBS juga dikecam atas pembunuhan Khasshoggi, penahanan aktivis hak-hak perempuan.
"Pangeran Mohammed berani, dia telah menggulinggkan ancaman apa pun untuk kekuasaannya," kata Analis Kebijakan di RAND Corporation berbasis di AS, Becca Wasser.
"Memenjarakan atau membunuh kritik terhadap rezimnya tanpa dampak apa pun," tambahnya.
Baca: Respons Maruf Amin soal Rumor Arab Saudi Tangguhkan Umrah Sepanjang 2020 karena Virus Corona
Sementara , Profesor Jurnalisme di American University of Beirut, Rami Khouri ikut angkat bicara.
Ia mengatakan, isi kudeta di balik penahanan anggota senior keluarga kerajaan sepertinya tidak mungkin.
Hal itu mengingat kontrol besar dan langsung dimiliki sang pangeran atas semua keamanan kerajaan.
"Ini adalah tanda kegelisahan putra mahkota dan orang-orang di sekitarnya yang memerintah Arab Saudi karena mereka mungkin berharap raja akan turun tahta atau meninggal segera," terangnya.
"Mereka berharap mungkin ada semacam tantangan untuk suksesi," tambah Khouri.
Baca: Pemerintah Arab Saudi Tutup Pintu Umrah, Pengusaha Travel Beberkan Nasib Jemaah & Ungkap Harapan Ini
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)