Hidup Wanita Ini Berubah Setelah Dituduh Membawa Corona di China, Jadi Bahan Hujatan di Dunia Maya
Hidup wanita ini berubah setelah dirinya dituduh membawa virus Corona di China. Dia menjadi bahan hujatan di dunia maya.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Matt menerangkan, mereka tidak memiliki banyak pilihan untuk bertindak, karena terdapat kebebasan berbicara di negaranya.
"Kami berbicara dengan sorang pengacara. Dan bagi orang-orang seperti kami, terlalu mahal untuk mengajukan perkara seperti ini. Kami tidak mendapat bantuan dari penegak hukum dan pengadilan," jelasnya.
Matt mengatakan, dia telah mengadu ke Youtube tentang video yang diunggah Webb.
Namun, diperlukan waktu berhari-hari untuk melakukannya.
Selain itu, jika video Webb yang diunggah ke Youtube dihapus, telah ada platform lain yang menyebarluaskan.
Menurut analisis Keenan Chen, seorang peneliti di First Draft, nirlaba yang meneliti disinformasi, video Youtube yang menyerang pasangan Benassi juga diunggah ke platform populer China, seperti WeChat, Weibo, dan Xigua Video.
Video kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa China.
Danielle Citron, seorang profesor hukum di Boston University School of Law dan MacArthur Fellow yang mempelajari pelecehan online, memberikan tanggapannya terkait pengalaman yang dialami pasangan Benassi.
Citron menerangkan, pengalaman pasangan Benassi bukanlah sesuatu yang langka.
Hal itu membuat penegakan hukum seringkali tidak bisa atau tidak mau menyelidikinya.
Adapun orang-orang seperti di Youtube, Citron mengatakan, hukum harus berubah.
"Saat ini, mereka benar-benar kebal dari tanggung jawab hukum di bawah hukum federal. Sehingga mereka bisa lolos begitu saja," ujar Citron.
Menutup cerita, Maatje mengatakan bahwa kerusakan telah terjadi dalam hidupnya.
"Aku tahu semua ini tidak akan pernah sama lagi. Setiap kali kamu mencari namaku di Google, namaku akan muncul sebagai pasien nol," ucap Maatje.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)