Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Donald Trump Menuduh China Ingin Menggulingkannya di Pemilu AS 2020 Ini

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menuduh China tidak ingin dia terpilih lagi di Pemilu AS 2020 menyoal pandemi Covid-19 di sana.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
zoom-in Donald Trump Menuduh China Ingin Menggulingkannya di Pemilu AS 2020 Ini
Wikimedia Commons
Donald Trump dan Xie Jinping sepakat bekerja sama perangi virus corona 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menuduh China tidak ingin dia terpilih lagi di Pemilu AS 2020 menyoal pandemi Covid-19 di sana.

Pada Rabu (29/4/2020) lalu, Trump mengatakan bahwa dia percaya penanganan virus corona di China membuktikan Beijing yang ingin menurunkan elektabilitasnya.

Menurutnya China akan melakukan apa pun yang mereka bisa untuk membuatnya kehilangan momen menjadi Presiden lagi pada pemilu November mendatang.

Pada wawancara eksklusif Trump dengan Reuters di Kantor Oval, presiden ini berbicara dengan keras tentang China. 

Baca: AS dan China Berebut Wilayah Kepulauan Paracel di Tengah Pandemi Covid-19, Kapal AS Telah Tiba

Baca: Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo Mengaku Belum Melihat Pemimpin Korut Kim Jong Un

Bahkan dia mengaku sedang menimbang-nimbang banyak 'hukuman' yang mungkin dilakukan untuk Beijing.

"Aku bisa melakukan banyak hal," kata Trump.

Sebelumnya, Trump menimpakan krisis kesehatan karena pandemi corona pada China.

Berita Rekomendasi

Dimana wabah ini telah menewaskan lebih dari 60.000 warga AS.

Sejak Rabu (29/4/2020), jumlah infeksi corona di AS tembus 1 juta, dan hari ini Kamis (30/4/2020) jumlahnya 1.064.572.

Jumlah kematian adalah 61.669 sedangkan pasien sembuh sebanyak 147.411.

Presiden AS Donald Trump berbicara saat pengarahan harian tentang virus corona di Brady Briefing Room di Gedung Putih Washington, DC. pada 23 April 2020
Presiden AS Donald Trump berbicara saat pengarahan harian tentang virus corona di Brady Briefing Room di Gedung Putih Washington, DC. pada 23 April 2020 (MANDEL NGAN / AFP)

Pandemi ini juga menyebabkan ribuan orang di Amerika kehilangan pekerjaan dan menganggur.

Melemparkan ekonomi negara adidaya ini ke dalam resesi yang dalam dan membahayakan posisi Trump di pemilihan mendatang.

Selain itu makin banyak kritik pedas kepada Trump yang dianggap tidak cakap dalam menangani krisis kesehatan ini.

Presiden Partai Republik ini mengatakan harusnya China lebih aktif mensosialisasikan virus corona dan memberi tahu dunia lebih cepat.

Menyoal hukuman yang ingin diberikan Trump kepada China, seperti penggunaan tarif atau penghapusan hutang untuk China, presiden tidak memberikan detail khusus.

"Ada banyak hal yang bisa saya lakukan," katanya.

"Kami sedang mencari apa yang terjadi," tambah Trump.

Dia yakin Beijing ingin lawan Demokratnya, Joe Biden memenangkan pemilu ini.

Setidaknya hal itu akan bisa meredakan tekanan yang diberikan Trump kepada China terkait perdagangan dan lainnya.

"China akan melakukan apa saja untuk membuat saya kalah dalam balapan ini," kata Trump.

Presiden Cina Xi Jinping mengunjungi penduduk di Wuhan, kota di provinsi Hubei tempat wabah koronavirus muncul.
Presiden Cina Xi Jinping mengunjungi penduduk di Wuhan, kota di provinsi Hubei tempat wabah koronavirus muncul. (Xinhua)

"Mereka terus-menerus menggunakan hubungan masyarakat untuk mencoba membuatnya seolah-olah mereka adalah pihak yang tidak bersalah," katanya tentang pejabat Tiongkok.

Dia mengatakan kesepakatan perdagangan yang dia akhiri dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping yang bertujuan mengurangi defisit perdagangan AS karena pandemi ini.

Sebelumnya, seorang pejabat administrasi Trump mengatakan Trump dan Presiden Xi Jinping sepakat mengakhiri perang kata-kata diantara keduanya pada sebuah sambungan telepon.

Kedua pemimpin ini sudah berjanji akan mengupayakan untuk mengatasi virus corona.

Amerika Akan Buka Lockdown

Jumlah infeksi corona di AS masih menjadi yang terbanyak di seluruh dunia hingga tembus 1 juta.

Begitu pula dengan angka kematian totalnya yang diakibatkan wabah ini.

Namun sejak beberapa hari lalu, AS sudah mengumumkan rencana untuk membuka negara kembali.

Selain itu banyak protes yang terjadi di setiap negara bagian untuk segera membuka lockdown.

Pada Senin (27/4/2020) lalu, Trump mendesak para gubernur untuk mempertimbangkan membuka sekolah kembali.

"Beberapa dari Anda mungkin mulai berpikir tentang pembukaan sekolah, karena banyak orang ingin memiliki pembukaan sekolah."

"Itu bukan subjek besar, anak-anak muda telah melakukannya dengan sangat baik dalam bencana ini yang kita semua lalui," kata Trump kepada gubernur pada panggilan telekonference dikutip dari CNN.

"Jadi banyak orang berpikir tentang pembukaan sekolah. Dan saya pikir itu sesuatu, Mike (Pence), mereka dapat dengan serius mempertimbangkan dan mungkin melanjutkannya," lanjutnya.

Baca: Punya Utang 500 Juta Dolar AS, Garuda Indonesia Minta Relaksasi Keuangan dari Perbankan

Baca: Kondisi Kim Jong Un Makin Misterius, Menlu AS: Kami Masih Tidak Mengetahui Keberadaannya

Namun hal ini masih belum mendapat kesepakatan dari sejumlah gubernur negara bagian.

Sementara itu, Anthony Fauci, pakar dari gugus tugas virus corona Gedung Putih awal bulan ini mengatakan situasinya tidak dapat diprediksi ketika ditanya tentang pembukaan kembali sekolah.

"Saya sepenuhnya berharap, meskipun saya cukup rendah hati untuk mengetahui bahwa saya tidak dapat memprediksi secara akurat, pada saat kita sampai pada musim gugur, situasi akan cukup terkendali sehingga tentu tidak akan seperti sekarang," jelas Fauci.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas