Baru 2 Hari Menikah, Suami Penggal Kepala Istrinya Karena Selingkuh
Si wanita meninggal dunia dibunuh duami sendiri karena geram korban kabur setelah dua hari menikah.
Editor: Hasanudin Aco
Abbas Jafari Dolatabadi, mantan Ketua Pengadilan Provinsi Khuzestan, menganggap terjadinya honor killings sebagai masalah serius di provinsi tersebut.
Dia menyatakan, honor killings di Khuzestan telah "disahkan" dan "kebiasaan setempat memungkinkan pembunuhan ini terjadi, dan para pelaku pembunuhan ini sama sekali bukan buronan."
"Sayangnya, honor killings terjadi di provinsi ini dengan cara yang sangat tragis, dan keluarga para korban biasanya tidak menuntut hukuman dari si pembunuh."
Berita suami penggal kepala istrinya ini muncul ketika Dewan Wali Iran menyetujui RUU untuk melindungi anak di bawah umur, akibat proses hukum yang tertunda atas kasus pembunuhan Romina Ashrafi, yang dibunuh bulan lalu oleh ayahnya.
Menyusul protes atas kematian Romuna, badan tertinggi Iran menanggapinya dengan menyangkal kelalaian dan menyiratkan bahwa honor killings tidak dapat dicegah hukum.
Juru bicara Dewan Wali Abassali Kadkhodaei mengatakan, "Sebuah hukum tunggal tidak dapat menyelesaikan masalah seperti ini, yang memiliki akar budaya, sosial, dan kadang-kadang ekonomi."
Editor Iran International Sadeq Saba berujar, " Pembunuhan terbaru wanita 19 tahun di Khuzestan, menunjukkan tidak ada cukup perlindungan bagi perempuan di seluruh Iran."
Ia menambahkan, "Meskipun rezim menyangkal disalahkan atas jumlah kasus honor killings di Iran, lebih banyak yang harus dilakukan untuk melindungi wanita dalam kawin paksa."