Pemerintah AS Hukum Lima Pejabat Turki, Ankara Bakal Melawan Washington
Turki mengutuk dan menolak keputusan Washington ini. Ankara menegaskan siap menerima risiko hubungan AS-Turki memburuk pada titik terendah.
Editor: Setya Krisna Sumarga
"Turki telah mengusulkan pembentukan kelompok kerja teknis dengan partisipasi NATO, dan telah berulang kali mengusulkan penyelesaian masalah ini secara objektif dan realistis, tanpa bias politik,” tulis Kemenlu Turki lewat siaran persnya.
“Kami mengundang Amerika Serikat untuk mempertimbangkan kembali keputusan yang tidak adil ini," imbuh pernyataan tersebut.
Rusia Menyebut Sanksi Tidak Sah dan Sewenang-wenang
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ikut menanggapi masalah itu Senin malam Bosnia. Lavrov mengatakan Moskow tidak terlalu terkejut mendengar pengumuman AS tersebut.
"Ini, tentu saja, perwujudan lain dari sikap arogan terhadap hukum internasional, manifestasi dari tindakan koersif sepihak yang tidak sah yang telah digunakan AS selama bertahun-tahun, sudah puluhan tahun, kiri dan kanan," kata Lavrov, berbicara kepada wartawan. saat berkunjung ke Bosnia.
Keputusan Turki membeli S-400 berkontribusi pada penurunan tajam hubungan Turki-AS, dengan AS mengeluarkan Turki dari program F-35 pada pertengahan 2019.
Mereka kemudian memperingatkan akan ada konsekuensi serius untuk urusan keamanan hubungan Washington dan Ankara, jika Turki terus melanjutkan aktivitas pengujian S-400.
Rusia dan Turki menandatangani kontrak S-400 senilai $ 2,5 miliar pada akhir 2017. Moskow menawarkan kesepakatan kredit yang menguntungkan kepada Ankara, ketika Washington menghentikan penjualan sistem rudal Patriot generasi terbaru kepada sekutu NATO-nya.
Pejabat AS umumnya menahan diri untuk tidak merinci apa itu tentang S-400 yang membuatnya berbahaya bagi jet NATO, termasuk jet tempur terbaru F-35.
Pengamat militer dan politik memperkirakan perselisihan itu mungkin terkait kemampuan sistem rudal S-400 menemukan jejak jet tempur siluman F-35 yang harga per unitnya mencapai US $ 1,5 triliun.(Tribunnews.com/Sputniknews/xna)