Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Iran Hassan Rouhani Tuduh Israel Ingin Picu Perang Besar di Timur Tengah

Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh upaya Israel menyeret Timur Tengah ke perang besar.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Presiden Iran Hassan Rouhani Tuduh Israel Ingin Picu Perang Besar di Timur Tengah
Al Jazeera
Presiden Iran Hassan Rouhani 

AS dan Eropa dalam beberapa pekan terakhir menyatakan berkomitmen merevitalisasi kesepakatan nuklir, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Presiden Donald Trump memutuskan AS menarik diri secara sepihak dari JCPOA pada 2018. Namun kesediaan AS dan Eropa itu disertai prasayarat Iran mau merundingkan program rudalnya.

AS dan Eropa menuduh Iran telah membuat ketidakstabilan Timur Tengah.

“Kami tidak akan menerima prasyarat dari siapa pun. JCPOA juga tidak bisa dinegosiasikan, kita juga tidak bisa meletakkannya di meja perundingan dan membahasnya bagian per bagian,” kata Rouhani yang jumpe persnya disiarkan televisi.

“Apakah semua orang akan menerapkan JCPOA sebagaimana adanya atau tidak. Jika mereka melakukannya, kami juga akan melakukannya," tegasnya.

Dalam wawancara dengan Der Spiegel awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menyarankan perjanjian nuklir plus diperlukan. Plus yang dimaksud soal program rudal (nonnuklir) Iran.

Tapi Rouhani bersikukuh masalah ini tidak ada hubungannya dengan kesepakatan nuklir dan tidak bisa disinggung.

BERITA REKOMENDASI

“Mereka telah berbicara dengan kami tentang ini sebelumnya. Ketika P5 + 1 berbicara dengan kami sebagai bagian dari JCPOA, mereka membahas semua ini,” kata Rouhani mengacu JCPOA yang ditandatangani AS, Prancis, Inggris, China, Rusia, dan Jerman.

“AS mencoba selama berbulan-bulan untuk memasukkan program rudal dan kami memberi tahu mereka itu tidak bisa dinegosiasikan. Mereka mencoba berbulan-bulan untuk memasukkan masalah regional juga. Mereka semua didiskusikan dan ditolak,” tegas Rouhani.

Presiden Iran mengatakan Trump tidak mengetahui hal ini, tetapi Presiden terpilih Joe Biden, yang merupakan Wakil Presiden AS ketika JCPOA ditandatangani di bawah Presiden Barack Obama, ada di sana dan mengetahui semua ini.

"Apa yang bisa dipertimbangkan adalah bahwa setiap orang akan kembali ke komitmen penuh mereka," kata Rouhani.

Setahun setelah Trump meninggalkan kesepakatan nuklir dan menjatuhkan sanksi ekonomi yang keras terhadap Iran, pemerintahan Rouhani mulai secara bertahap mengurangi komitmennya di bawah kesepakatan nuklir.

Iran juga menyatakan Eropa dan penandatangan JCPOA lainnya gagal memenuhi komitmen mereka karena mereka menahan diri untuk tidak berurusan dengan Iran karena takut akan pembalasan AS.

Namun, Rouhani tampaknya menurunkan tensi soal kompensasi yang harus diberikan atas sanksi AS pascamenarik diri dari JCPOA.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas