Cari Bantuan Oksigen di Twitter, Pria di India Justru Dituntut Polisi Dianggap Sebarkan Ketakutan
Seorang pria di India dituntut polisi karena mencari bantuan oksigen di Twitter, Ia dianggap menyebarkan ketakutan.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Malvyandie Haryadi
Di pusat kota Bhopal, beberapa krematorium telah meningkatkan kapasitasnya dari puluhan tumpukan kayu menjadi lebih dari 50.
Namun, pasien yang akan dikremasi masih diharuskan antre selama berjam-jam.
Seperti di krematorium Bhadbhada Vishram Ghat, para pekerja mengkremasi lebih dari 110 orang pada Sabtu lalu.
Tetapi, pemerintah di kota yang berpenduduk 1,8 juta jiwa itu justru menyebut jumlah total kematian akibat Covid-19 hanya 10 kasus.
Baca juga: Iran Tangguhkan Semua Penerbangan dari dan ke India serta Pakistan karena Covid-19
Padahal, pejabat di krematorium mengakui, 'tsunami' Covid-19 itu menyerang penduduknya seperti monster.
"Virus itu menelan penduduk kota kami seperti monster," kata Mamtesh Sharma, seorang pejabat di krematorium tersebut.
Akibat serbuan jenazah itu, krematorium harus melewatkan upacara dengan ritual lengkap seperti yang diyakini umat Hindu.
"Kami hanya membakar mayat saat mereka tiba. Seolah-olah kita berada di tengah perang," kata Sharma.
(Tribunnews.com/Maliana)
Berita lain terkait virus corona di India