Delapan Pendemo Tewas Dalam Aksi Anti-Kudeta Junta Militer di Seluruh Myanmar
Delapan pendemo tewas sewaktu junta militer Myanmar hadapi protes besar-besaran Global Myanmar Spring Revolution dengan kekerasan.
Penulis: hasanah samhudi
AFP/STR
Para pengunjuk rasa memberikan hormat tiga jari saat mereka mengambil bagian dalam demonstrasi menentang kudeta militer di kotapraja Tamwe di Yangon pada hari Senin, 26 April 2021.
Serangkaian aksi protes dukungan bagi gerakan anti-kudeta berlangsung di Taipei hingga Vancouver dan London, di mana politisi Hong Kong yang tinggal di pengasingan, Nathan Law, mendukung aksi protes ini.
“Kita perlu menggerakkan system global untuk menghukum dictator dan menghentikan mereka dari membunuhi orang,” ujar Nathan.
“Kita memerlukan sebuah pemerintahan yang melayani rakyat, bukan meneror mereka. Kita perlu para pemimpin yang memimpin kita, bukan meminta kita tunduk pada mereka,” tambahnya. (Aljazeera/Hasanah Samhudi)