Singapura Berlakukan Lockdown Mulai Besok hingga 13 Juni 2021
Singapura saat ini telah mendeteksi 11 kluster aktif Covid-19 dan 46 kasus aktif negara saat ini terkait dengan Bandara kota Changi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Singapura pada Jumat (14/5) mengumumkan akan memberlakukan pembatasan paling ketat atau lockdown mulai minggu ini.
Sebelumnya Singapura juga melakukan lockdown pada tahun lalu.
Saat itu lockdown dilonggarkan mulai Juni seiring kasus Covid-19 yang menurun. Singapura merupakan salah satu negara yang disebut paling sukses di dunia dalam pertahanan Covid-19.
Lantas, mengapa Singapura kembali memberlakukan lockdown? Melansir Bloomberg, (14/5) Singapura kembali lockdown karena meningkatnya jumlah infeksi virus yang tidak dapat dilacak.
Baca juga: Setelah Malaysia, Giliran Singapura Berlakukan Lockdown Ketat
"Pola kasus komunitas lokal yang tidak terkait telah muncul dan terus berlanjut," kata pernyataan Kementerian Kesehatan.
Kementerian perlu bertindak tegas untuk mengatasi risiko ini, karena setiap kebocoran dapat mengakibatkan munculnya kembali kasus yang tidak terkendali.
Lockdown akan dimulai pada Minggu (16/5) hingga 13 Juni.
Singapura saat ini telah mendeteksi 11 kluster aktif Covid-19 dan 46 kasus aktif negara saat ini terkait dengan Bandara kota Changi.
Pemerintah prihatin bahwa mungkin ada beberapa kasus tersembunyi yang belum terdeteksi dan dapat menyebar ke komunitas yang lebih luas.
Total kasus aktif Covid-19 di Singapura adalah 393 kasus.
Meski angka itu secara signifikan lebih kecil daripada wabah yang terlihat di sebagian besar negara lain, ukuran Singapura yang kecil dan populasi padatnya yang hampir 6 juta orang dapat memungkinkan kasus-kasus berkembang biak dengan sangat cepat.
Singapura telah berhasil mengendalikan sebagian besar pandemi di dalam perbatasannya dan hanya melaporkan 31 kematian akibat Covid-19 sejak dimulainya pandemi.
Sebagian besar kasus yang dilaporkan negara kota berasal dari pelancong yang masuk dan diisolasi di tempat karantina.
Penyebaran lokal