Lockdown Berlaku Hari ini, Puluhan Ribu Pekerja Migran Eksodus dari Ibu Kota Bangladesh
Puluhan ribu pekerja migran eksodus dari Bangladesh beberapa jam sebelum pemberlakuan lockdown akibat kasus Covid-19 melonjak kembali
Editor: hasanah samhudi
Sebelumnya pembatasan aktivitas dan pergerakan telah diberlakukan sejak pertengahan April karena kasus dan kematian melonjak.
Penularan Covid-19 sempat menurun pada Mei tetapi mulai meningkat lagi bulan Juni ini.
Baca juga: Foto Peluk Penasihat Beredar, Menteri Kesehatan Inggris Minta Maaf Langgar Pedoman Covid-19
Lockdown dilakukan setelah kasus Covid-19 di negara itu melonjak tajam, banyak yang terkait dengan varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di negara tetangga India.
Gelombang virus terbaru di Bangladesh dimulai sekitar enam minggu lalu.
Pada 15 Mei, ada 261 kasus baru dan 22 kematian yang dilaporkan.
Namun pada Jumat (25/6), ada 5.869 kasus baru dan 108 kematian.
Jumlah kematian ini adalah kematian harian tertinggi kedua di negara itu selama pandemic Covid-19.
Dan Kementerian Kesehatan Bangladesh menyebutkan, lebih dari 5.000 kasus baru dan 119 kematian pada hari Minggu kemarin.
Banyak rumah sakit kewalahan menampung dan mencoba menyelamatkan pasien, terutama rumah sakit yang berada di perbatasan dengan India.
Baca juga: Boris Johnson: Lockdown Terbatas di Inggris Berlanjut Sampai 19 Juli
Peningkatan kasus ini mendorong pemerintah untuk memperketat pembatasan secara bertahap mulai Senin (28/6), dengan kegiatan ekonomi - termasuk toko, pasar, transportasi dan kantor - ditutup pada Kamis (1/7).
Masyarakat diperintahkan tinggal di rumah, sementara hanya layanan darurat dan pabrik berorientasi ekspor yang terus beroperasi.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Informasi Pers Bangladesh (PID) mengatakan semua kantor, termasuk kantor pemerintah, semi-pemerintah dan swasta, juga akan ditutup.
Juru bicara departemen kesehatan Robed Amin mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa polisi dan penjaga perbatasan akan dikerahkan untuk menegakkan penguncian dan menghentikan orang meninggalkan rumah mereka.
Dia menambahkan bahwa tentara juga dapat dikerahkan jika diperlukan.
Baca juga: Thailand Bersiap Hadapi Potensi Eksodus Pengungsi dari Myanmar