INI Cara Wanita “Black Widow” Jepang Memberi Umpan dan Membunuh Mangsanya
Wanita "Black Widow" Jepang, Chisako Kakehi, memakai berbagai cara untuk memancing calon pasangan dan kemudian membunuhnya,di antaranya dengan sianida
Editor: hasanah samhudi
Kematian sejumlah pria yang berhubungan dengannya berlanjut selama selama dua dekade hingga ia ditangkap November 2014, hampir setahun setelah suaminya, Kakehi, meninggal. P
ada saat itu, Chisako Kakehi sudah kembali berkeliaran dan berhubungan dengan dua pria, yang telah diperingatkan oleh polisi untuk putus dengannya.
Chisako Kakehi mengubah-ubah penampilannya dan menggunakan nama keluarga keempat suaminya dan iparnya saat membuka puluhan rekening bank.
Menurut hitungan resmi, Chisako Kakehi mengantongi sekitar satu miliar yen (sekitar Rp 131 miliar) dari pembayaran asuransi dan warisan. Namun kekayaannya ini ludes karena ia bermain saham.
Baca juga: Tepat 5 Tahun Berlalu Kasus Jessica Wongso Bunuh Mirna Pakai Kopi Sianida
Untuk memancing calon mangsanya, Chisako Kakehi mendaftar ke setidaknya 10 agen biro jodoh yang berbeda di berbagai prefektur. Ia mengincar calon pasangannya harus tidak memiliki anak, tua, memiliki tempat sendiri dan kaya. Dia tidak keberatan jika calon pasangannya itu memiliki masalah kesehatan.
Saat bertemu para pria, dia menyalakan pesonanya, membuat mereka jatuh cinta padanya dan akhirnya menjadikannya satu-satunya penerima manfaat dari aset mereka.
Dia, misalnya, mengatakan kepada Pak Kakehi: "Saya akan tinggal bersama Anda selama sisa hidup saya."
Profiler kriminal Enzo Yaksic mengatakan: "Black Widow adalah salah satu yang paling berbahaya dari sub-tipe pelaku pembunuhan berantai karena taktik yang dia gunakan saat mengaburkan hati dan pikiran korbannya sebelum meracuni tubuh mereka dan melenyapkannya."
"Black Widow harus melanjutkan sandiwaranya tanpa henti selama berbulan-bulan dan seringkali bertahun-tahun sebelum dapat menyelesaikan rencananya yang dibuat dengan cermat,”ujar Yaksic yang juga Direktur Atypical Homicide Research Group di Boston's Northeastern University, seperti dikutip dari The Straits Times pada 13 Novemer 2017.
Kejahatan Kakehi, tambahnya, dibantu oleh teknologi kencan modern, yang memungkinkan dia untuk "memudahkannya mencari korban yang potensial sesuai dengan preferensinya untuk pria kaya yang lanjut usia dan terisolasi". (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)