Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Benarkah Amerika yang Biayai Penelitian Virus Corona di Wuhan?

Senator Partai Republik, Rand Paul, menuduh uang pemerintah AS mendanai penelitian di lembaga itu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Benarkah Amerika yang Biayai Penelitian Virus Corona di Wuhan?
Hector RETAMAL / AFP
Anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyelidiki asal-usul virus corona Covid-19, mengenakan alat pelindung terlihat selama kunjungan mereka ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hewan Hubei di Wuhan, Provinsi Hubei tengah China pada 2 Februari 2021 . 

Salah satu ilmuwan terkemuka mendukung pernyataan Paul. Dia adalah Profesor Richard Ebright dari Rutgers University.

Kepada BBC, dia berkata bahwa penelitian dalam dua makalah menunjukkan bahwa virus baru (yang belum ada secara alami) diciptakan.

Penelitian itu disebutnya berisiko menciptakan patogen potensial baru yang lebih menular.

"Penelitian dalam kedua makalah tersebut merupakan penelitian 'gain-of-function'," ujarnya.

Ebright berkata, keduanya memenuhi definisi resmi dari penelitian tahun 2014, saat pemerintah AS menghentikan pendanaan untuk riset serupa karena masalah keamanan hayati.

Pendanaan dihentikan sampai kerangka kerja baru selesai disusun untuk penelitian semacam itu.

Mengapa Fauci menolak tuduhan ini?

Berita Rekomendasi

Fauci bertestimoni kepada Senat bahwa penelitian itu "telah dievaluasi beberapa kali oleh orang-orang yang memenuhi syarat agar mutasi yang meningkatkan fungsi virus tidak terjadi".

Fauci juga berkata, "secara molekuler tidak mungkin" virus-virus ini menghasilkan virus corona, meskipun dia tidak menjelaskan argumentasinya secara lebih lanjut.

Institut Kesehatan Nasional AS dan EcoHealth Alliance juga telah menolak tuduhan bahwa mendukung atau mendanai penelitian "peningkatan fungsi virus" di China.

Dua badan itu menyatakan, mereka mendanai sebuah proyek untuk memeriksa "pada tingkat molekuler" terkait virus kelelawar yang baru ditemukan dan protein lonjakannya yang membantu virus mengikat sel hidup.

Riset itu, menurut klaim mereka, dilakukan "tanpa mempengaruhi lingkungan atau perkembangan atau keadaan fisiologis organisme".

Salah satu ilmuwan AS yang berkolaborasi dengan institut Virologi Wuhan dalam penelitian virus kelelawar tahun 2015 adalah Ralph Baric dari University of North Carolina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas