Inikah Penyebab Milisi Taliban Begitu Cepat Merebut Kota-kota Besar di Afghanistan?
Sejauh ini Taliban mengeklaim telah merebut kota terbesar kedua di Afghanistan.
Editor: Hasanudin Aco
Terlepas dari karakter kelompok Taliban yang berbeda, ada beberapa hal yang membuktikan bahwa mereka memiliki rencana terkoordinasi terkait kemajuan mereka belakangan ini.
Ben Barry, mantan pimpinan tentara Inggris dan saat ini menjadi penasihat senior di Institute of Strategic Studies, mengakui keuntungan Taliban mungkin bersifat oportunistik, tetapi menambahkan: "Jika Anda menulis rencana operasi, saya akan kesulitan untuk menemukan sesuatu yang lebih baik dari ini."
Dia menunjuk fokus serangan Taliban di wilayah utara dan barat, padahal wilayah itu bukan kantung kekuatan tradisional mereka di selatan, di mana beberapa ibu kota regional berturut-turut jatuh ke tangan mereka.
Taliban juga telah merebut kawasan penyeberangan perbatasan dan pos-pos pemeriksaan utama, yang memasok pendapatan bea cukai yang sangat dibutuhkan dari pemerintah Afghanistan yang minus anggaran.
Mereka juga meningkatkan target aksi pembunuhan terhadap para pejabat penting, aktivis hak asasi manusia, dan para jurnalis.
Perlahan tapi pasti mereka memusnahkan beberapa keuntungan kecil yang dibuat selama 20 tahun terakhir.
Adapun tentang strategi pemerintah Afghanistan dalam menghadapi Taliban, terbukti lebih sulit untuk didefinisikan.
Janji mereka untuk merebut kembali semua wilayah yang direbut Taliban terdengar kosong belaka.
Barry mengatakan agaknya ada rencana untuk mempertahankan kota-kota besar. Pasukan komando Afghanistan telah dikerahkan untuk mencegah kota Lashkar Gah di Helmand jatuh ke Taliban.
Tetapi untuk berapa lama lagi?
Pasukan khusus Afghanistan jumlahnya relatif kecil, yaitu sekitar 10.000 personel, dan mereka tidak mampu melakukan perlawanan.
Taliban juga tampaknya memenangkan perang propaganda dan pertempuran narasi.
Barry mengatakan momentum mereka di medan perang telah meningkatkan moral dan menguatkan rasa persatuan.
Sebaliknya, pemerintah Afghanistan berada dalam kondisi tertekan, saling adu sikut, dan memecat para jenderalnya.
Seperti apa akhir perseteruan ini?
Situasi seperti itu tentu saja terlihat suram bagi pemerintah Afghanistan.
Tapi Jack Watling dari RUSI mengatakan, ketika untuk sementara militer Afghanistan terlihat semakin pesimistis, "situasinya masih bisa diselamatkan oleh politik".
Jika pemerintah bisa merangkul para pemimpin suku, katanya, masih ada kemungkinan di tengah kebuntuan.
Ini adalah pandangan yang digaungkan Mike Martin, dengan menunjuk kasus kembalinya mantan panglima perang Abdul Rashid Dostum ke kota Mazar-i-Sharif sebagai momen penting. Dia telah memotong kesepakatan.
Pertempuran di musim panas akan segera berakhir saat musim dingin mulai menggantikannya, yang membuat manuver lebih sulit bagi pasukan di lapangan.
Masih ada kemungkinan semuanya akan menemui jalan buntu pada akhir tahun, dan pemerintah Afghanistan akan berpegang teguh untuk mempertahankan Kabul dan beberapa kota besar lainnya.
Gelombang bahkan bisa berubah apabila kelompok dilanda keretakan.