Situasi Afghanistan Memburuk, Negara Asing Ramai-ramai Kirim Pasukan Untuk Evakuasi Kedubes
Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada kirim pasukan ke Afghanistan untuk mengevakuasi Kedubes seiring makin banyaknya wilayah jatuh ke Taliban
Editor: hasanah samhudi
“Pengerahan pasukan tambahan mengingat meningkatnya kekerasan dan dengan cepat memburuknya lingkungan keamanan di negara itu,” ujar Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace, seperti dilansir dari Al Arabiya.
Baca juga: Bentrokan Hebat di Kunduz, Taliban Rebut Tiga Ibu Kota Provinsi Afghanistan Dalam Sehari
Baca juga: Pertempuran Jalanan Berkecamuk di Laskhar Gah, AS dan Inggris Tuduh Taliban Bantai Warga Sipil
"Secara paralel, jumlah staf yang bekerja di Kedutaan Besar Inggris di Kabul telah dikurangi menjadi tim inti yang berfokus pada penyediaan layanan konsuler dan visa bagi mereka yang perlu segera meninggalkan negara itu,” katanya.
Kantor Luar Negeri Inggris mengubah saran perjalanannya Jumat pekan lalu untuk merekomendasikan agar semua warga negara Inggris meninggalkan Afghanistan "sesegera mungkin."
Sebuah sumber dikutip Global News mengatakan Kamis (12/8/2021), pasukan khusus Kanada akan dikerahkan ke Afghanistan.
Dilansir dari Sputniknews, laporan itu menyebutkan, Kedubes Kanada di Afghanistan sedang menghancurkan dokumen rahasia dan akan mengevakuasi staf.
Di antara pasukan yang dilaporkan akan membantu evakuasi adalah Resimen Operasi Khusus Kanada (CSOR) dan Satuan Tugas Gabungan 2 (JTF2).
Baca juga: Taliban Tak Mau Monopoli Kekuasaan di Afghanistan, Tapi Ingin Presiden Ashraf Ghani Disingkirkan
Baca juga: AS Lakukan Serangan Udara Lawan Taliban dan Janji Dukung Pasukan Afganistan
Menteri Pertahanan Kanada Harjit Sajjan mengakui sebelumnya pada hari Kamis bahwa Kandahar bisa jatuh.
"Kami memantau situasi dengan sangat cermat," kata Sajjan, dikutip oleh CBC.
Ia mengatakan mendapat informasi baru terkait situasi. “Yang bisa saya katakan adalah sekarang, ya, situasi keamanan memburuk. Kami memiliki rencana darurat untuk memastikan personel kami aman,” ujarnya. (Tribunnews.com/UPI/Sputniknews/Alarabiya/Hasanah Samhudi)