AS, Inggris, dan Australia Ingatkan Warga Jauhi Bandara Kabul, Khawatir Serangan Teroris
Amerika Serikat, Inggris, dan Australia ingatkan warga yang akan melarikan diri agar menjauhi Bandara Kabul karena ada khawatir serangan teroris ISIS
Editor: hasanah samhudi
Dalam travel advisory yang saat ini berada di Level 4 (jangan bepergian), warga AS yang masih berada di Afghanistan telah disarankan untuk meninjau kembali rencana keamanan pribadi mereka.
Baca juga: Apa Itu ISIS-K? Kelompok Militan yang Ancam Keselamatan Warga Afghanistan di Bandara Kabul
Baca juga: Taliban Janji Tidak Akan Ada Balas Dendam, Warga Tinggalkan Ibu Kota Kabul
Mereka diminta waspada terhadap lingkungan sekitar dan perkembangan keamanan lokal serta tetap tidak menonjolkan diri.
Seorang diplomat Barat di bandara mengatakan bahwa pada hari Kamis (26/8/2021) ini, kerumunan besar orang memadati gerbang bandara Kabul meskipun ada peringatan kemungkinan serangan oleh militan ISIS.
Diplomat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan sekitar 1.500 pemegang paspor atau visa AS masih berusaha memasuki bandara.
Dia mengatakan penerbangan evakuasi akan dilakukan pada hari Kamis ini setelah tertunda pada hari Rabu.
Washington dan sekutunya telah menerbangkan ribuan warga Afghanistan keluar dari bandara setiap hari dengan transportasi militer.
Baca juga: Taliban Akan Berikan Amnesti kepada Presiden Ashraf Ghani Jika Ingin Kembali
Baca juga: AS Sebut Afiliasi ISIS Akan Serang Bandara Kabul Saat Penarikan NATO
Australia telah mengevakuasi warga dan pemegang visanya selama lebih dari seminggu dari bandara Kabul. Canberra telah mendesak warganya untuk siap diangkut.
Australia Rabu kemarin mengubah sarannya kepada orang-orang di daerah itu.
Menteri Luar Negeri Marise Payne mengatakan, perubahan nasihat perjalanan itu didasarkan pada kekhawatiran yang meningkat akan terjadinya serangan.
“Ada ancaman serangan teroris yang sedang berlangsung dan sangat tinggi,” kata Payne kepada wartawan di Canberra, Kamis (26/8/2021).
Peringatan itu meningkatkan risiko bahwa sejumlah warga Afghanistan yang memegang visa untuk Australia dapat tertinggal saat Canberra bersiap untuk mengakhiri program evakuasinya.
Baca juga: Nasib Pengungsi Afghanistan setelah Melarikan Diri dari Taliban, ke Mana Mereka akan Cari Suaka?
Baca juga: Taliban Menang di Afghanistan, JI dan JAD di Indonesia Diperkirakan Bersuka Cita
Perdana Menteri Scott Morrison, yang sebelumnya mengatakan Australia tidak mungkin dapat mengevakuasi semua orang, menolak berkomentar apakah Australia akan melanjutkan penerbangan hingga batas waktu 31 Agustus.
Morrison mengatakan Australia sekarang telah mengevakuasi sekitar 4.000 orang keluar dari Afghanistan setelah 1.200 orang lainnya diterbangkan semalam.
Banyak dari mereka tetap berada di Uni Emirat Arab, katanya, sementara 639 telah dievakuasi ke Australia.