Di Senegal, Permintaan Vaksin Meningkat Namun Sulit Didapat
Beberapa warga negara itu bahkan khawatir tentang keamanan vaksin tersebut dan enggan untuk mendapatkannya.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Tidak hanya itu, Tingkat pengujian (testing) pun tergolong rendah selama beberapa minggu.
Hingga akhirnya pada akhir bulan itu, 38 persen dari populasi Senegal akhirnya melakukannya.
Gelombang ketiga pandemi di Senegal muncul disertai komplikasi, karena bertepatan dengan awal dari apa yang semua orang sebut sebagai 'l hivernage' yang menandakan musim hujan dan musim panas dan cenderung akan membuat orang mudah terkena penyakit malaria, flu serta sakit perut.
Baca juga: Terpukul Pandemi, Thailand Masih Berharap Pada Kedatangan Turis Mancanegara
Gejalanya agak tumpang tindih dengan gejala Covid-19 dan terkadang dokter tidak merekomendasikan dilakukannya tes virus corona, sehingga orang yang sakit ini sering merasa tidak yakin dengan gejala yang mereka miliki.
Pengalaman ini yang akhirnya 'mengilhami' lebih banyak orang Senegal untuk mencari vaksin, jika mereka dapat menemukannya.
Pada akhir Agustus lalu, seperti banyak fasyankes yang tersebar di negara itu, rumah sakit Ngor benar-benar kehabisan vaksin Sinopharm dan Johnson & Johnson, serta hanya dapat memberikan AstraZeneca dosis kedua.
Senegal bukanlah satu-satunya negara di benua Afrika yang kekurangan vaksin.
Karena sejauh ini, hanya 3,7 persen orang di Afrika yang telah divaksinasi secara lengkap, dibandingkan dengan 54 persen populasi Amerika dan 60 persen Uni Eropa (UE).
Hal ini diperparah dengan sikap egois negara kaya yang telah membeli banyak dosis untuk persediaan di masa depan, dan banyak negara Afrika yang tidak dapat bersaing untuk memperoleh vaksin.
Oleh karena itu, untuk sementara waktu mereka hanya mengandalkan penyediaan vaksin melalui Fasilitas Covax, yakni program kemitraan berbagi vaksin global yang diinisiasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa aliansi lainnya.
Namun kendala kembali muncul saat distribusi vaksin Covax berhenti, lantaran India sebagai negara yang ditunjuk untuk memproduksi vaksin AstraZeneca dengan nama Covishield, memberlakukan pembatasan ekspor vaksin pada awal tahun ini.
Sehingga deretan faktor itulah yang membuat warga Senegal 'hanya bisa berharap' untuk memperoleh vaksin.