Pangeran Mohammed bin Nayef, Eks Putra Mahkota Saudi Dikabarkan Meninggal di Penjara
Pangeran Mohammed bin Nayef digeser dari kedudukan Putra Mahkota setelah Raja Salman memilih Pangeran Mohammad bin Salman sebagai calon pewaris tahta.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Media semi resmi Iran, Fars News Agency (FNA), mengabarkan, mantan Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Nayef meninggal di penjara.
FARS mengutip informasi yang dipublikasikan situs web Saudileaks, Senin (22/11/2021). Bin Nayef meninggal beberapa hari lalu namun pengadilan kerajaan Saudi belum mengumumkan kematiannya.
Jenazahnya sampai berita itu diunggah FARS dan Saudileaks, masih tersimpan di instalasi jenazah sebuah rumah sakit di Riyadh.
Informasi ini belum ada klarifikasi dari sumber resmi kerajaan Saudi, dan verifikasi independen belum ada yang berhasil melakukan.
Abdul Rahman Razi al-Sahimi, tokoh oposisi Saudi, dalam sebuah posting di halaman twitter-nya meminta bukti keberadaan tokoh penting Saudi yang akhirnya jadi rival berat klan Raja Salman.
Baca juga: Sebut Pangeran MBS Pembunuh, Sosok Ini Minta Justin Bieber Batalkan Manggung di Arab Saudi
Baca juga: Eks Intel Sebut Pangeran MBS Pernah Berniat Membunuh Raja Abdullah dengan Cincin Beracun dari Rusia
Ia mendesak dipublikasikannya Mohammed bin Nayef di penjara lengkap foto audio, video dan tanggal yang tepat untuk membuktikan dia masih hidup.
Awal tahun ini, sumber media Arab melaporkan Pangeran Mohammed bin Nayef berada dalam kondisi kritis dan hampir meninggal.
Akun twitter al-Ahd al-Jadid berbahasa Arab mengutip sumber yang mengatakan pada Juli, bin Nayef menderita diabetes parah dan belum menerima pengobatan apa pun.
Kondisi sulit ini disebut menyebabkan dia kehilangan hampir 22 kilogram berat badan. Dia juga menderita depresi berat dan gangguan mental.
Mohammed bin Nayef kabarnya telah disiksa secara parah, kakinya diikat, dua agen telah memukulinya sehingga memar di sekujur tubuhnya.
Dia dilarang tidur dan dibiarkan begitu saja dalam posisi tangan dan kakinya diikat dan ditutup matanya selama beberapa hari.
Bin Nayef menurut al-Ahd al-Jadid, mengalami kematian bertahap dan tujuannya adalah untuk membuat kematiannya terlihat alami.
Pangeran Mohammed bin Nayef (62) semula adalah putra mahkota dan menjabat Mendagri Arab Saudi, hingga Raja Salman melorotnya.
Setelah lolos dari empat upaya pembunuhan, Bin Nayef ditangkap pada Maret 2020 oleh Pangeran Mohammad bin Salman (MBS) ketika pemimpin de facto Saudi, mengkonsolidasikan kekuatan.