Obat Covid-19 Pfizer Dapat Berisiko Bila Digabungkan Pengobatan Lain, Ahli Sarankan Pengawasan Ketat
Pasien yang diberi obat Covid-19 dari Pfizer perlu diawasi dokter karena memungkinkan munculnya efek samping serius.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Inza Maliana
Namun, tidak semua upaya antivirus berhasil.
Pil antivirus Covid-19 yang dikembangkan bersama oleh Roche dan Atea Pharmaceuticals baru-baru ini gagal memenuhi titik akhir utamanya dalam uji coba Fase II.
Atea sejak itu mengumumkan kemitraan strategis antara perusahaan akan dihentikan.
Bukan hanya obat antivirus yang menjanjikan untuk pengobatan Covid-19.
Perusahaan farmasi juga menyelidiki antibodi monoklonal, yang mengikat antigen spesifik dan memerintahkan sistem kekebalan untuk menghancurkan virus.
Terapi antibodi monoklonal dari Eli Lilly, Regeneron, dan GlaxoSmithKline telah diberikan izin peraturan AS untuk pengobatan Covid-19.
Namun, FDA mencabut izin Lilly untuk penggunaan monoterapi bamlanivimab—salah satu antibodi dalam koktail dengan etesevimab—karena tidak efektif terhadap varian SARS-CoV-2 yang muncul.
Meski perawatan antibodi ketiga perusahaan telah menunjukkan kemanjuran yang baik, mereka memerlukan pemberian intravena (injeksi atau virus) satu kali, yang berarti pil antivirus Pfizer atau Merck yang dapat diminum di rumah, secara signifikan lebih nyaman.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)