Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PBB Sebut Lebih dari 50.000 Warga Ukraina Mengungsi ke Negara-negara Tetangga

Kepala badan pengungsi PBB Filippo Grandi mengatakan Lebih dari 50.000 pengungsi Ukraina telah meninggalkan negara mereka.

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in PBB Sebut Lebih dari 50.000 Warga Ukraina Mengungsi ke Negara-negara Tetangga
AFP/DANIEL LEAL
Orang-orang, beberapa membawa tas dan koper, berjalan di stasiun metro di Kyiv pada 24 Februari 2022. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina pada hari Kamis dengan ledakan terdengar segera setelah di seluruh negeri dan menteri luar negerinya memperingatkan " invasi skala penuh" sedang berlangsung. (Photo by Daniel LEAL / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut lebih dari 50.000 orang telah melarikan diri dari Ukraina.

Puluhan ribu orang telah meninggalkan Ukraina sejak awal invasi Rusia.

Badan pengungsi PBB telah membunyikan alarm pada hari Jumat (25/2/2022) ketika pasukan Rusia mendekati ibukota Ukraina, Kyiv.

Dikutip dari Aljazeera, operasi militer terbesar sejak Perang Dunia II ini telah menewaskan sedikitnya 130 orang.

Selain itu juga mengakibatkan ribuan warga Ukraina mengungsi ke negara-negara tetangga seperti Moldova, Rumania, dan Polandia.

"Lebih dari 50.000 pengungsi Ukraina telah meninggalkan negara mereka dalam waktu kurang dari 48 jam – mayoritas ke Polandia dan Moldova," kata kepala badan pengungsi PBB Filippo Grandi.

Orang-orang berlindung di stasiun metro di Kyiv pada pagi hari tanggal 24 Februari 2022. Sirene serangan udara terdengar di pusat kota Kyiv hari ini ketika kota-kota di seluruh Ukraina terkena serangan rudal dan artileri Rusia. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina pada hari Kamis dengan ledakan terdengar segera setelah di seluruh negeri dan menteri luar negeri memperingatkan
Orang-orang berlindung di stasiun metro di Kyiv pada pagi hari tanggal 24 Februari 2022. Sirene serangan udara terdengar di pusat kota Kyiv hari ini ketika kota-kota di seluruh Ukraina terkena serangan rudal dan artileri Rusia. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina pada hari Kamis dengan ledakan terdengar segera setelah di seluruh negeri dan menteri luar negeri memperingatkan "invasi skala penuh" sedang berlangsung. (Photo by Daniel LEAL / AFP) (AFP/DANIEL LEAL)

Baca juga: Dikuasai Rusia, Radiasi Nuklir di Chernobyl Mulai Meningkat

Direktur regional UNICEF untuk Eropa dan Asia Tengah, Afshan Khan mengatakan pada briefing PBB di Jenewa pihaknya sedang mempersiapkan eksodus pengungsi.

Berita Rekomendasi

"Saat kita berbicara, ada serangan besar di Kyiv yang telah menciptakan ketakutan dan kepanikan besar di antara penduduk dengan keluarga yang benar-benar ketakutan, bergerak bersama anak-anak mereka ke kereta bawah tanah dan tem" kata Khan dalam briefing.

"Ini jelas merupakan momen yang menakutkan bagi anak-anak di seluruh negeri," tambahnya.

Khan juga mengatakan sedang mendirikan tempat penampungan untuk wanita dan anak-anak di sepanjang rute pelarian.

Administrasi bea cukai Slovakia mengatakan telah mengalami lonjakan kedatangan di perbatasan Slovakia-Ukraina.

Perbatasan yang berada di Vysne Nemecke terjadi antrian panjang pada Kamis (24/2/2022).

Menanggapi keadaan darurat, otoritas Slovakia telah mencabut semua pembatasan terkait COVID dan mengatakan mereka akan membuka lebih banyak penyeberangan perbatasan jika perlu.

"Saya berharap semuanya akan baik-baik saja dan dalam satu atau dua minggu, kami dapat kembali ke rumah," kata seorang warga Ukraina di kota perbatasan Ubla.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas