Kota Mariupol Ukraina Lumpuh, 400.000 Warga Terjebak Tanpa Air dan Listrik karena Rusia Ingkar Janji
Berikut update mengenai situasi di Kota Mariupol Ukraina yang disebut sebagai bencana karena tanpa listrik dan air.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Situasi mirip bencana dan mengerikan terjadi di Kota Mariupol, Ukraina dalam beberapa hari terakhir.
Seorang pejabat senior dari Doctors Without Borders (MSF) menyebut, situasi kemanusiaan di Mariupol sangat memprihatinkan.
Ia pun menyerukan pada Sabtu (5/3/2022) kemarin, agar masyarakat bisa segera dievakuasi.
Terlebih, setelah kota yang terletak di dekat perbatasan Rusia ini telah dikepung oleh pasukan Rusia.
Bahkan, gencatan senjata pada hari Sabtu untuk mengizinkan warga sipil pergi melarikan diri, gagal terwujud.
"Sangat penting adanya koridor kemanusiaan yang bisa dibuat, sayangnya belum benar-benar diberlakukan setelah Rusia tidak melakukan gencatan senjata."
"Padahal itu koridor itu memungkinkan penduduk sipil, perempuan dan anak-anak, untuk mendapatkan keluar dari kota ini," ujar Koordinator darurat MSF di Ukraina, Laurent Ligozat, dikutip dari StraitsTimes.
Baca juga: Gencatan Senjata di Kota Mariupol Ukraina Ditunda: Terus Terjadi Penembakan
Baca juga: Situasi Mariupol Sekarang Mirip Pengepungan Nazi di Perang Dunia II, Rusia Putus Aliran Listrik
Situasi Kota Memburuk Tanpa Air dan Listrik
Lizogat menuturkan, situasi di Kota Mariupol semakin hari bisa semakin memburuk.
Hal itu lantaran kota tersebut strategis dan pelabuhan laut Azoz yang berada di sana dianggap sebagai salah satu kunci untuk direbut Rusia.
Bahkan, kota tersebut digempur habis-habisan hingga kekurangan air dan listrik.
"Hari Sabtu ini, tidak ada lagi air dan orang memiliki masalah besar dalam mengakses air minum dan ini menjadi masalah penting," kata Ligozat.
"Tidak ada listrik lagi, tidak ada pemanas. Makanan habis, toko-toko kosong.
"Selama beberapa hari tidak ada yang masuk atau keluar kota," jelasnya.