Arahkan Pengungsi ke Rusia dan Belarusia, Ukraina Tolak Tawaran Koridor Evakuasi dari Rusia
Karena penolakan itu, negosiator Rusia menuduh Ukraina melakukan "kejahatan perang" dengan memblokir koridor evakuasi.
Editor: Willem Jonata
Pada awal pertemuan dengan Menteri Luas Negeri AS Antony Blinken, Natalia Gavrilita mengatakan negaranya yang berpenduduk sebanyak 2,6 juta jiwa ini, merupakan salah satu negara termiskin di Eropa dan telah mendapat tekanan karena banyaknya pengungsi dari negara tetangga mereka, yaitu Ukraina datang ke negara tersebut.
“Sampai pagi ini, kami memiliki lebih dari 230.000 orang yang telah melintasi perbatasan dari Ukraina, dan 120.000 tinggal di Moldova. 96.000 di antaranya adalah warga negara Ukraina. Untuk negara kecil seperti Moldova, secara proporsional, ini jumlah yang sangat besar,” katanya Antony Blinken, yang dikutip dari situs guardian.ng.
Gavrilita menambahkan, banyak penduduk Moldova telah menjadi tuan rumah dengan menyediakan tempat berlindungan, menyediakan makanan dan memberikan bantuan kepada warga Ukraina yang mengungsi karena serangan Rusia.
Baca juga: Dosen Unesa Ceritakan Pengalamannya Jadi Relawan untuk Bantu Pengungsi Ukraina di Polandia
Natalia Gavrilita juga mengungkapkan mereka membutuhkan bantuan untuk menangani arus pengungsi yang masuk ke negara ini dengan cepat.
Sedangkan Antony Blinken, yang sedang melakukan perjalanan ke Eropa untuk menopang persatuan melawan Rusia mengatakan Moldova dapat mengandalkan AS untuk mendapat dukungan.
“Kami mengagumi kemurahan hati, keramahan, kesediaan untuk menjadi teman baik bagi orang-orang yang dalam kesusahan. Dan memang kami ingin melakukan segala yang kami bisa untuk membantu Anda mengatasi beban yang dibebankan ini,” ungkap Blinken.
Saat mengunjungi Polandia, Blinken juga mengatakan AS sedang mencari dana sebanyak 2,75 miliar dolar AS untuk memberikan dukungan kemanusiaan terkait perang yang sedang terjadi yang berimbas lebih dari satu juta penduduk Ukraina mengungsi.