Cerita Ibu di Ukraina yang Harus Tinggalkan Keluarga untuk Selamatkan Anak Asuhnya di Panti Asuhan
Perang antara Rusia dan Ukraina meninggalkan kisah pilu yaitu ketika seorang ibu di Ukraina yang harus meninggalkan keluarganya untuk anak asuhnya.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Trauma karena perang, kata Oksana, telah dirasakan oleh anak asuhnya.
“Sebelum perang dimulai, anak yang kita tampung dan asuh telah mengalami kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan seksual.”
“Mereka menderita dan tidak memiliki masa kecil yang bahagia,” cerita Oksana.
Sementara, menurut Oksana, total anak asuh dari SOS Children’s Villages yang harus meninggalkan Ukraina ke Polandia sebanyak 107 orang.
“Beberapa anak pergi dari Ukraiana ke kota-kota yang tidak dijangkau perang sedangkan lainnya berada di sekitar perbatasan,” ujar Oksana.
Oksana juga menceritakan ketika bertemu dengan seorang anak perempuan yang harus kehilangan keluarganya karena tertembak saat perang berlangsung.
Baca juga: Pembicaraan Gencatan Senjata Rusia dan Ukraina di Turki Gagal Capai Kesepakatan
“Ada seorang anak gadis menemui kita dan dirinya berasal dai kota Irpin yang mana ia menjadi saksi ketika keluarganya ditembak di depan matanya.”
“Aku tak bisa membayangkan kondisinya sekarang,” ujarnya.
Selain itu Oksana juga mengatakan anak asuhnya mengetahui hal-hal yang menurutnya belum harus diketahui.
“Mereka sekarang mengetahui apa itu arti ledakan dan bom.”
“Kemudian beberapa anak asuhnya pun sekarang takut untuk pergi ke toilet tanpa ditemani oleh orang tua asuhnya,” katanya.
“Ini sangatlah buruk,” tambahnya singkat.
Selanjutnya, Oksana mengungkapkan kesedihan yang mendalam atas ketakutan yang menimpa anak asuhnya dan secara umum terhadap seluruh warga Ukraina.
Anak-anak asuhnya, kata Oksana, tidak hanya sekali mengalami penderitaan tetapi saat ini menjurus kepada trauma yang tidak dapat disepelekan.
Baca juga: Rekaman Drone Tunjukkan Penyergapan Ukraina terhadap Tank Rusia