Batalion Belarusia Disebut Bersumpah akan Berjuang untuk Ukraina dan Gagalkan Blokade Rusia
Batalion sukarelawan Belarusia bersumpah untuk membantu pasukan Ukraina membebaskan orang-orang di Kota Mariupol dari pengepungan pasukan Rusia.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
Pasukan Rusia telah mengepung kota itu, mengakibatkan aliran listrik, air, dan gas terputus.
Serangan menghantam rumah sakit, gereja, dan blok apartemen.
Pejabat setempat memperkirakan sekitar 80 persen bangunan tempat tinggal di kota itu rusak atau hancur, sepertiga di antaranya tidak dapat diperbaiki.
Pejabat Ukraina Menolak Meninggalkan Mariupol
Pejabat Ukraina dengan tegas menolak permintaan Rusia untuk meletakkan senjata dan mengibarkan bendera putih pada Senin (21/3/2022).
Permintaan ini diajukan Rusia untuk menjamin warga Mariupol bisa keluar dari kota dengan aman.
Dilansir AP News, pertempuran di kota pelabuhan ini semakin intens.
Pasukan Putin terus melancarkan serangan yang menghantam sekolah berisi 400 orang.
Serangan ini terjadi beberapa jam sebelum Rusia menawarkan jalan keluar yang aman, dengan imbalan menyerahkan kota.
Pejabat Ukraina menolak proposal itu, bahkan sebelum batas waktu untuk menanggapi yakni pukul 5 pagi waktu Moskow.
Baca juga: Rusia Kehilangan Enam Jenderal Militer selama Perang Ukraina, Mantan Bos CIA: Ini Sangat Tidak Biasa
Baca juga: Biden Mendekat ke Tetangga Ukraina Jumat Nanti, Apa Rencananya?
"Tidak ada pembicaraan tentang penyerahan, peletakan senjata," kata Wakil Perdana Menteri Ukraina, Irina Vereshchuk kepada outlet berita lokal.
"Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang ini," jelasnya.
Wali kota Mariupol, Piotr Andryushchenko juga menolak tawaran tersebut dan mengatakan di Facebook-nya bahwa ia tidak perlu menunggu sampai batas waktu untuk menanggapi.
Kolonel Jenderal Rusia, Mikhail Mizintsev sebelumnya menawarkan dua koridor, satu menuju ke timur menuju Rusia dan yang lainnya ke barat ke bagian lain dari Ukraina.
Dia tidak mengatakan apa yang direncanakan Rusia jika tawaran itu ditolak.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)