Mantan Direktur CIA Ungkap Kelemahan Militer Rusia, Sesumbar Sebut Tak Sebanding dengan Kekuatan AS
Pensiunan Jenderal Amerika Serikat (AS) David Petraeus menyebut dirinya tidak terlalu kaget militer Rusia kesulitan dalam serangan ke Ukraina.
Editor: Wahyu Aji
Selama beberapa dekade, kata dia, sistem Soviet (sekarang sistem Rusia) memiliki satu kekurangan yang bagi militer AS dan Barat justru menjadi kekuatan utama, yakni soal “korps perwira non-aktif yang kuat dan profesional."
Mantan direktur CIA juga membandingkan persenjataan militer Rusia dengan yang digunakan oleh militer AS, yang dinilai tidak sebanding.
Baca juga: Militer Ukraina Tolak Letakkan Senjata, Spanduk di Jalanan Mariupol: Rusia! Selamat Datang di Neraka
"Rusia hanya memiliki peralatan yang relatif tidak mengesankan, mengingat investasi yang seharusnya dilakukan selama sekitar satu dekade terakhir," ujarnya.
Amunisi presisi Rusia juga dinilai tidak akurat, terlihat dari landasan pacu bandara Ukraina yang tidak terputus setelah serangan awalnya. Langkah yang disebut mirip dengan apa yang dilakukan AS setelah invasi 2003 ke Irak.
“Kita juga dapat melihat itu dengan frekuensi serangan Rusia terhadap infrastruktur sipil, seperti rumah sakit di Mariupol, fasilitas medis lainnya, dan pusat pemerintahan di Kharkiv – kecuali jika mereka benar-benar bermaksud untuk mencapai target tersebut, yang jelas akan sangat mengerikan."
Mantan kepala intelijen itu juga mengatakan bahwa kapasitas perang siber Rusia tahun ini tidak mengesankan.
Contohnya, Rusia tidak dapat menjatuhkan sistem komando dan kontrol Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sementara itu terus menggunakan akun media sosialnya untuk berkomunikasi dengan dunia tentang perang di negaranya.
Pensiunan Jenderal AS itu menyimpulkan bawa Rusia meremehkan apa yang diperlukkan untuk dapat mengendalikan Kyiv, hingga mengganti pemerintah Ukraina dengan pemerintah yang akan setia kepada negara mereka.
“Dalam setiap bidang evaluasi, Rusia, mulai dengan penilaian intelijen dan pemahaman mereka tentang medan perang dan musuh mereka, dan kemudian setiap aspek kampanye, hingga operasi unit kecil, terbukti sangat tidak memadai,” katanya.
Dia mengeklaim bahwa sebagian besar penduduk Ukraina juga membenci Rusia, dan kebencian itu semakin dalam dengan setiap serangan terhadap infrastruktur sipil.
“Tidak hanya tidak memenangkan hati dan pikiran (warga Ukraina), Rusia justru tersingkir dari hati dan pikiran mereka. (CNN International/Business Insider/ Tribunnews)