Profil Alexey Navalny, Kritikus Putin Paling Vokal yang Dinyatakan Bersalah atas Penipuan
Berikut ini profil Alexey Navalny, kritikus Presiden Rusia Vladimir Putin paling vokal.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
6 Maret 2012: Ditangkap bersama demonstran lainnya setelah Putin memenangkan masa jabatan ketiga sebagai presiden pada 4 Maret, dengan perolehan suara di bawah 65 persen. Kritik mempertanyakan hasil di tengah keluhan kecurangan pemilih.
20 Maret 2013: Bersama pengusaha Petr Ofitserov, Navalny didakwa karena menyalahgunakan 500.000 dolar AS dalam kesepakatan kayu milik negara, saat ia menjadi penasihat gubernur wilayah Kirov.
18 Juli 2013: Pengadilan di kota Kirov menyatakan Navalny dan Ofitserov bersalah atas penggelapan. Mereka divonis masing-masing lima dan empat tahun penjara. Ditahan semalam, mereka dibebaskan 19 Juli sambil menunggu banding. Putusan itu diikuti oleh protes publik.
2013: Gagal mencalonkan diri sebagai wali kota Moskow. Berada di urutan kedua dengan perolehan 27 persen suara.
16 Oktober 2013: Hukuman penjara lima tahun yang diterima Juli 2013 dikurangi menjadi hukuman percobaan di tingkat banding.
Oktober 2013: Dalam sebuah pernyataan dari Komite Investigasi Federal Rusia, Navalny dan saudaranya, Oleg Navalny, dituduh menipu anak perusahaan perusahaan kosmetik Prancis, Yves Rocher, di Rusia.
28 Februari 2014 - Januari 2015: Menjadi tahanan rumah.
30 Desember 2014: Dinyatakan bersalah atas penipuan dalam kasus Oktober 2013. Menerima hukuman percobaan tiga setengah tahun. Saudaranya menerima hukuman tiga setengah tahun penjara.
23 Februari 2016: Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) memutuskan Navalny dan Ofitserov dirampas haknya atas pengadilan yang adil dalam vonis 2013 mereka. Mereka diberikan 8.000 Euro sebagai biaya ganti rugi.
27 April 2017: Navalny disiram menggunakan pewarna hijau antiseptik yang mengenai wajahnya. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan penglihatan pada salah satu mata.
22 Januari 2018: Pengadilan Moskow memerintahkan penutupan FBK, yang mendanai kegiatan Navalny.
29 Juli 2019: Menderita "reaksi alergi akut" saat menjalani hukuman 30 hari di tahanan kantor polisi. Penangkapannya pada 24 Juli menyusul seruan untuk demonstrasi setelah diskualifikasi kandidat oposisi untuk pemilihan kota Rusia. Dokter tidak menemukan tanda-tanda keracunan setelah melakukan analisis, lapor Kantor Berita Rusia TASS.
Baca juga: Presiden Zelenskyy Minta Warganya Terus Berjuang Bebaskan Ukraina Dari Rusia
Upaya Meracuni Navalny dan saat Dirawat di Jerman
20 Agustus 2020: Merasa sakit selama penerbangan kembali ke Moskow dari kota TomskIn di Siberia dan jatuh koma karena diduga keracunan, menurut juru bicara Kira Yarmysh.