Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tikam Polisi Hingga Tewas & Bunuh Satpam, Anggota SDF Jepang Dituntut Hukuman Mati

Setelah membunuh polisi, pistol diambil lalu di depan gerbang sekolah sekolah dasar terdekat menggunakannya untuk membunuh satpam sekolah Nakamura.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tikam Polisi Hingga Tewas & Bunuh Satpam, Anggota SDF Jepang Dituntut Hukuman Mati
Foto NHK
Pos Polisi Toyama, lokasi penusukan polisi Jepang oleh seorang anggota pasukan bela diri Jepang (JSDF), 4 tahun lalu. 

Dan mengatakan bahwa dia dibunuh tanpa menerapkan tuduhan pembunuhan-perampokan.

Baca juga: Pembicaraan Damai Soal Sengketa di Kepulauan Kuril Batal, Hubungan Rusia dan Jepang Memanas

Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena pencurian dan naik banding oleh jaksa dan terdakwa sendiri.

Pada persidangan kedua yang diadakan di Pengadilan Tinggi Nagoya cabang Kanazawa, kantor kejaksaan menegaskan kembali bahwa pembunuhan-perampokan dilakukan, dengan mengatakan bahwa "terdakwa memiliki tujuan mencuri pistol," sementara terdakwa dituntut hukuman mati.

Tanggung jawab pidana berkurang secara signifikan karena efek penyakit spektrum autisme, dan menyerukan hukuman yang lebih ringan.

Istri satpam Shinichi Nakamura (68 tahun saat itu), yang ditembak dan dibunuh dengan pistol sebelum keputusan sidang kedua, menanggapi wawancara tersebut.

"Saya bersamanya 365 hari setahun, kecuali untuk bekerja. Jadi saya masih merasa seperti banyak berbicara dan tertawa. Orang-orang di sekitar saya sering menguatkan saya. Saya melakukan karena suami saya selalu ada," katanya.

Pos Polisi Toyama, lokasi penusukan polisi Jepang oleh seorang anggota pasukan bela diri Jepang (JSDF), 4 tahun lalu.
Pos Polisi Toyama, lokasi penusukan polisi Jepang oleh seorang anggota pasukan bela diri Jepang (JSDF), 4 tahun lalu. (Foto NHK)

Selama persidangan, istrinya ingin kebenaran kasus diceritakan dari mulut mantan terdakwa SDF Keita Shimazu (25), tetapi dalam kasus pertama, dia tetap diam dari awal hingga akhir dan tidak bersaksi sama sekali tentang motifnya.

Berita Rekomendasi

"Saya masih membencinya, dan saya menyesal bahwa suami saya terbunuh. Saya ingin dia membawa perasaan itu bersama kami, jadi saya ingin dia menyadari pentingnya apa yang telah dia lakukan sesegera mungkin. Saya tidak akan memaafkan sampai saya mati, sampai putri dan cucu saya meninggal," ujarnya.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang.

Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas