Kediamannya Digeruduk Warga, Presiden Sri Lanka Umumkan Keadaan Darurat di Tengah Krisis Ekonomi
Presiden Sri Lanka mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan pasukan keamanan, sehari setelah ratusan warga menyerbu kediamannya.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
Demonstran meneriakkan "gila, gila, pulang" sebelum polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air.
Aksi itu berubah menjadi kekerasan, dengan massa yang membakar dua bus militer, sebuah jip polisi, dua motor patroli, dan sebuah kendaraan roda tiga.
Massa juga melempari petugas dengan batu bata.
Sedikitnya dua pengunjuk rasa terluka.
Polisi mengatakan 53 demonstran ditangkap, namun organisasi media lokal mengklaim lima fotografer berita ditahan dan disiksa di kantor polisi setempat.
Inflasi di Sri Lanka
Data resmi yang dirilis pada Jumat (1/4/2022) menunjukkan inflasi di Kolombo mencapai 18,7 persen pada Maret, rekor bulanan keenam berturut-turut.
Harga makanan melonjak ke rekor 30,1 persen.
Kolombo memberlakukan larangan impor secara luas pada Maret 2020, sebagai upaya untuk menghemat mata uang asing yang diperlukan untuk membayar hampir $7 miliar tahun ini untuk melunasi utangnya yang senilai $51 miliar.
Kekurangan solar memicu kemarahan di seluruh Sri Lanka dalam beberapa hari terakhir.
Perusahaan listrik negara memberlakukan pemadaman 13 jam setiap hari mulai Kamis lalu, karena tidak memiliki diesel untuk generator.
Beberapa rumah sakit milik negara, menghadapi kekurangan obat-obatan penting dan menghentikan operasi rutin.
Pemerintah mengatakan sedang mencari bailout dari Dana Moneter Internasional, serta meminta lebih banyak pinjaman dari India dan China.
Rumah Presiden Digeruduk