Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Derita Kerugian Militer yang Besar, Analis Yakin Rusia Tak akan Mampu Memulai Perang Lain

Sejumlah analis memperkirakan bahwa Rusia mungkin telah kehilangan banyak kekuatan militer hingga tidak bisa memicu perang lainnya.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Derita Kerugian Militer yang Besar, Analis Yakin Rusia Tak akan Mampu Memulai Perang Lain
Sergei SUPINSKY / AFP
Seorang pria berswafoto saat berdiri di depan tank Rusia yang hancur di desa Andriivka, di wilayah Kyiv pada 17 April 2022. Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022. 

Kerugian ini memaksa Rusia menarik pasukannya dari daerah sekitar Ibu Kota Ukraina, Kyiv dan memfokuskan serangan di Donbass.

File foto ini diambil pada 17 Desember 2015 kapal penjelajah rudal Rusia Moskva berpatroli di Laut Mediterania, di lepas pantai Suriah, pada 17 Desember 2015. Kapal Laut Hitam Rusia yang terlibat dalam serangan angkatan laut di Ukraina telah
File foto ini diambil pada 17 Desember 2015 kapal penjelajah rudal Rusia Moskva berpatroli di Laut Mediterania, di lepas pantai Suriah, pada 17 Desember 2015. Kapal Laut Hitam Rusia yang terlibat dalam serangan angkatan laut di Ukraina telah " rusak parah" oleh sebuah ledakan, media pemerintah melaporkan 14 April 2022, saat Moskow mengancam akan menyerang pusat komando Kyiv. "Akibat kebakaran, amunisi meledak di kapal penjelajah rudal Moskva. Kapal rusak parah," kata kementerian pertahanan Rusia, menambahkan bahwa penyebab kebakaran sedang ditentukan dan awak telah dievakuasi. (AFP)

Kemunduran militer Rusia dalam perang yang sudah berjalan dua bulan lebih ini, diimbangi dengan banyaknya pasukan Putin di Ukraina yang hilang.

NATO memperkirakan bahwa Rusia mungkin telah kehilangan antara 7.000 dan 15.000 tentara.

Ini setara dengan seperempat dari kekuatan tempur darat awalnya yang diperkirakan mencapai 140.000, seperti yang ditulis Cancian.

Kremlin mengaku menderita kerugian besar terkait pasukannya, namun diyakini total kematian sebenarnya belum diungkap ke publik.

Dalam sebuah wawancara dengan Sky News pada 7 April, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengkonfirmasi bahwa Rusia telah menderita "kerugian pasukan yang signifikan".

Menurutnya, itu adalah tragedi besar bagi Rusia.

Berita Rekomendasi

Namun dalam pembaruan terbarunya, Moskow melaporkan kurang dari 1.500 tentaranya hilang di Ukraina.

Pihak berwenang Ukraina melaporkan jumlah kematian pasukan Rusia jauh lebih tinggi daripada perkiraan NATO dan laporan Rusia.

Pekan lalu, Angkatan Darat Ukraina mengklaim lebih dari 21.000 tentara Rusia tewas selama konflik.

Masih menurut laporan The Times, dengan perkiraan total kerugian persenjataan dan pasukan, kecil kemungkinan Rusia dapat memulihkan inventarisnya secepat Ukraina.

Kyiv sendiri mendapatkan banyak pasokan senjata dari negara-negara Barat.

Tentara dan sukarelawan Rusia membagikan roti di Mariupol pada 12 April 2022, saat pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia mengajukan kasus menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia . (Photo by Alexander NEMENOV / AFP)
Tentara dan sukarelawan Rusia membagikan roti di Mariupol pada 12 April 2022, saat pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia mengajukan kasus menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia . (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) (AFP/ALEXANDER NEMENOV)

Baca juga: Microsoft Ungkap Serangan Siber yang Dilakukan Rusia Terhadap Ukraina

Baca juga: Sekjen PBB Dikecam Gara-gara Kunjungi Rusia Terlebih Dahulu Sebelum ke Ukraina

Analis militer IISS, Henry Boyd mengatakan kepada The Times bahwa Rusia dapat mengisi kembali inventarisnya dengan memanfaatkan cadangan tank era Soviet.

Namun ada kemungkinan pasukan militer saat ini tidak bisa mengoperasikan peralatan kuno.

Terlebih, mengaktifkan kembali tank era Soviet sama halnya dengan penurunan kualitas kekuatan militer Rusia.

Pada saat yang sama, sanksi Barat kemungkinan memperlambat produksi peralatan militer baru dan menghalangi Rusia untuk memiliki akses ke komponen yang diperlukan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas