Kesaksian Warga Prancis 8 Tahun Bertempur di Sisi Pejuang Republik Donbass
Aymee berusia 34 tahun dari Provinsi Champagne, Prancis, yang datang untuk memperjuangkan Republik Rakyat Donetsk (DPR).
Penulis: Setya Krisna Sumarga
"Tidak ada yang menyukai (Batalyon Azov). Semua orang di sana telah menyaksikan, dalam dua bulan terakhir atau dalam delapan tahun terakhir, setiap hari kekejaman dan kekejaman buta yang datang dari militan Azov," imbuhnya.
Sementara media korporasi barat memilih frase dan fakta yang sesuai narasi mereka, masih ada beberapa jurnalis asing yang mencoba menunjukkan gambaran sebenarnya, catat orang Prancis itu.
"Anda bisa merujuk ke Christelle Neant, Erwan Castel atau Xavier Moreau dan outlet mereka," katanya. "Tapi mereka melakukan semuanya sendiri".
Dia berpikir ini hanya sementara dan kebenaran pada akhirnya akan menemukan jalan keluarnya.
Penduduk Mariupol telah mengalami stres berat dalam beberapa bulan terakhir, menurut sukarelawan tersebut.
"Kebanyakan dari mereka hanya mencoba untuk bertahan hidup," katanya.
"Jauh di lubuk hati mereka tahu apa yang terjadi adalah untuk yang lebih baik. Tapi hidup melalui saat-saat terberat tidak mudah dan membutuhkan banyak kesabaran dan kekuatan batin," lanjutnya.
Ketika ditanya mengapa dia memutuskan pergi dan tinggal di wilayah yang dilanda perang, d'Aymée menjawab:
"Saya memiliki intuisi apa yang akan terjadi di Donbass akan sangat menantang tatanan dunia," tegasnya.(Tribunnews.com/Sputniknews/xna)