Bongbong Marcos akan Lebih Dekatkan Filipina dengan China, Memperumit Strategi AS
Kemenangan telak Ferdinand Marcos Jr. dalam Pilpres Filipina berpotensi memperumit upaya AS menumpulkan pengaruh China di sana.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
Sosok ayah "Bongbong" Marcos, Ferdinand Marcos tidak bisa lepas dari sejarah kelam Filipina.
Mantan presiden itu mempertahankan cengkeramannya pada kekuasaan dengan merevisi konstitusi dan memberlakukan darurat militer selama bertahun-tahun.
Aktivis dan lawan politik dipenjara dan disiksa.
Baca juga: Sejarah Otoriter Keluarga Bongbong Marcos Disinggung usai Unggul Telak dalam Pilpres Filipina
Baca juga: Bongbong Marcos, Anak Diktator Ferdinand Marcos Unggul dalam Pilpres Filipina
Rezim itu membunuh lebih dari 3.000 orang, dan keluarga Marcos mengumpulkan sekitar $10 miliar kekayaan dari hasil korupsi.
Terlepas dari semua ini, "Bongbong" Marcos telah membangun fondasi untuk kebangkitan politik.
Ia sempat bertugas di kongres dan senat sejak kembali ke Filipina pada 1991, setelah mengasingkan diri bersama keluarganya selama pemberontakan rakyat pada tahun 1986.
Dia menggunakan media sosial untuk melunakkan citra negatif ayahnya selama kampanye.
Para kritikus khawatir dia akan mencoba menulis ulang sejarah pemerintahan Marcos Sr. setelah menjabat.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)