Jurnalis Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel di Hari Pertama Kerja
Pasukan Israel membunuh seorang jurnalis Palestina di kamp pengungsi Al-Arroub di utara Hebron. Dia ditembak mati di hari pertamanya bekerja.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Ghufran Warasneh adalah jurnalis Palestina kedua yang dibunuh oleh pasukan Israel dalam waktu kurang dari sebulan.
Sebelumnya, tentara Israel telah membunuh jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh di kamp pengungsi Jenin pada 11 Mei 2022.
Pada hari Rabu (1/6/2022), pasukan Israel membunuh seorang wanita Palestina di kamp pengungsi Al-Arroub di utara Hebron, demikian diumumkan kementerian kesehatan Palestina.
Mengutip The New Arab, Ghufran Warasneh, seorang jurnalis berusia 31 tahun dari kamp pengungsi Al-Arroub, ditembak di pintu masuk kamp pada Rabu pagi.
Dia dibawa ke rumah sakit Ahli di Hebron, di mana dia dinyatakan meninggal satu jam kemudian.
"Warasneh menerima peluru di dada, sangat dekat dengan jantungnya," kata juru bicara rumah sakit Ahli.
Baca juga: Remaja Palestina Ditembak Mati, Puluhan Lainnya Terluka oleh Pasukan Israel
Baca juga: Polisi Israel Serang Pelayat Palestina yang Membawa Peti Mati Jurnalis Shireen Abu Akleh
"Dia tiba di rumah sakit dalam keadaan hampir meninggal," kata juru bicara itu.
"Dia kehilangan terlalu banyak darah dan jantungnya berhenti."
"Ghufran pergi bekerja sekitar pukul 7:40 pagi melalui pintu masuk kamp pengungsi, di mana pasukan Israel biasanya ditempatkan ," kata Abdel Rahman Warasneh, sepupunya kepada The New Arab.
"Beberapa menit kemudian, kami mendengar berita bahwa seseorang tertembak dan saya bergegas dengan orang lain ke pintu masuk kamp, untuk menemukan bahwa itu adalah Ghufran," tambahnya.
"Ketika orang tuanya mengetahui berita itu, mereka sangat terpukul. Dia adalah anak tertua dan pendukung utama mereka," kata Warasneh.
"Dia lajang dan tinggal bersama mereka dan membantu merawat adik-adiknya."
"Dia menjalani beberapa tes kualifikasi dan dipekerjakan dan hari ini (Rabu) adalah hari pertamanya bekerja," kata Jaabari.
"Kami menunggu dia menjadi yang pertama mengudara sebagai suara baru kami, tetapi kami malah menerima berita pembunuhannya."