Bantu Ukraina, Mantan Tentara Inggris Tewas dalam Pertempuran Lawan Rusia
Mantan tentara Inggris tewas dalam perang melawan pasukan Rusia. Dia tewas dalam pertempuran merebut kota strategis utama, Sievierodonetsk.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Garudea Prabawati
Komunitas internasional tidak mengakui kawasan dan lembaga-lembaganya, dan menganggap wilayah itu sebagai bagian dari Ukraina.
Kelompok pengawas independen telah lama menuduh separatis memiliki rekam jejak hak asasi manusia yang buruk dan perlakuan buruk terhadap para tahanan.
Pemerintah Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa mereka menganggap semua sukarelawan asing sebagai anggota angkatan bersenjatanya dan menjadi kombatan yang sah yang berhak diperlakukan sebagai tawanan perang di bawah Konvensi Jenewa.
RIA Novosti mengutip "kepala dewan yudisial" di Donetsk yang mengatakan para terpidana "dapat mengajukan banding atas keputusan tersebut dalam waktu satu bulan."
Pavel Kosovan, salah satu pengacara para terdakwa, mengatakan bahwa kliennya akan mengajukan banding atas putusan tersebut, media pemerintah Rusia TASS melaporkan setelah hukuman mati dijatuhkan.
Tanggapan Inggris
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan keputusan itu "sama sekali tidak memiliki legitimasi."
"Saya sangat mengutuk hukuman Aiden Aslin dan Shaun Pinner yang ditahan oleh proksi Rusia di Ukraina timur. Mereka adalah tawanan perang."
Baca juga: Ukraina dan Inggris Prediksi Rusia akan Gunakan Senjata yang Dapat Menimbulkan Kerusakan Besar
Baca juga: Invasi Rusia Bikin Harga BBM di AS Tembus Rp 73 Ribu Per Galon
"Ini adalah penilaian palsu yang sama sekali tidak memiliki legitimasi. Pikiran saya bersama keluarga. Kami terus melakukan semua yang kami bisa. untuk mendukung mereka," katanya dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitter.
Pinner sebelumnya adalah anggota Angkatan Bersenjata Inggris, menurut sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kantor Luar Negeri, Persemakmuran & Pembangunan Inggris pada bulan April.
Beberapa teman Saadoune mengatakan kepada CNN bahwa dia awalnya datang ke Ukraina untuk belajar di universitas dan bergabung dengan angkatan bersenjata Ukraina pada tahun 2021.
Keluarga Aslin mengatakan pada hari Rabu, setelah video propaganda dia dan dua pria lainnya yang muncul di pengadilan dirilis oleh DPR, bahwa DPR sedang bekerja dengan Kementerian Luar Negeri Inggris dan pemerintah Ukraina untuk membawanya pulang.
(Tribunnews.com/Yurika)