Bantu Ukraina, Mantan Tentara Inggris Tewas dalam Pertempuran Lawan Rusia
Mantan tentara Inggris tewas dalam perang melawan pasukan Rusia. Dia tewas dalam pertempuran merebut kota strategis utama, Sievierodonetsk.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang mantan tentara Inggris tewas dalam pertempuran melawan pasukan Rusia di kota Sievierodonetsk, Ukraina.
Jordan Gatley meninggalkan tentara Inggris pada Maret untuk melanjutkan karirnya sebagai tentara di daerah lain.
Melalui unggahan Facebook pada Sabtu (11/5/2022), Ayah Jordan mengatakan, putranya telah membantu pasukan Ukraina mempertahankan negara mereka melawan Rusia.
“Kemarin (10/06/2022) kami menerima kabar buruk bahwa putra kami, Jordan, telah ditembak dan dibunuh di kota Sievierodonetsk, Ukraina"
"Dia mencintai pekerjaannya dan kami sangat bangga padanya. Dia benar-benar pahlawan dan akan selamanya ada di hati kami," kata sang ayah, seperti dilansir The Guardian.
Jordan tewas dalam pertempuran untuk merebut kota strategis utama di wilayah Donbas timur Ukraina, tempat pertempuran sengit dalam beberapa hari terakhir.
Baca juga: McDonalds di Rusia Kini Punya Nama Baru, Ini Artinya
Baca juga: Bendera Rusia Berkibar di Pintu Masuk Mariupol
Dia dianggap sebagai warga Inggris kedua yang terbunuh selama perang di Ukraina.
Penghormatan dibayarkan pada bulan April kepada Scott Sibley , seorang veteran militer Inggris yang diyakini tewas dalam pertempuran melawan pasukan Rusia.
Pernyataan keluarga Jordan berisi:
“Kami memiliki beberapa pesan dari timnya di luar sana yang memberi tahu kami tentang kekayaan pengetahuannya, keterampilannya sebagai seorang prajurit, dan kecintaannya pada pekerjaannya.
“Timnya mengatakan mereka semua mencintainya, seperti kami, dan dia membuat perubahan besar bagi kehidupan banyak orang, tidak hanya menjadi tentara, tetapi juga dengan melatih pasukan Ukraina.
“Jordan dan timnya sangat bangga dengan pekerjaan yang mereka lakukan dan dia sering mengatakan kepada saya bahwa misi yang mereka lakukan berbahaya, tetapi perlu.”
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri menyatakan dukungannya terhadap Jordan.
"Kami mendukung keluarga seorang pria Inggris yang telah meninggal di Ukraina," katanya.