7 Poin Penting Deklarasi KTT BRICS ke-14, Dipimpin Beijing Secara Virtual
Situasi di Ukraina menjadi satu poin penting dalam deklarasi KTT BRICS ke-14 di Beijing, Kamis (23/6/2022) yang dipimpin Presiden China Xi Jinping.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
2. Politik global
Negara-negara BRICS menegaskan kembali "menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua negara".
BRICS menekankan komitmen kami untuk penyelesaian perbedaan dan perselisihan secara damai dan komitmen kuatnya terhadap perlucutan senjata nuklir.
Para pemimpin juga menyuarakan dukungan untuk Afghanistan yang damai, aman dan stabil.
BRICS juga menekankan penghormatan terhadap kedaulatan, kemerdekaan, integritas teritorial, persatuan nasional, dan tidak campur tangan dalam urusan internalnya.
Mereka menekankan bahwa wilayahnya tidak boleh digunakan untuk mengancam atau menyerang negara mana pun atau untuk melindungi atau melatih teroris, atau merencanakan untuk mendanai tindakan teroris.
BRICS berharap untuk keberhasilan pembicaraan tentang pemulihan Kesepakatan Nuklir Iran dan mendukung pembicaraan bilateral dan multilateral untuk resolusi "semua masalah yang berkaitan dengan Semenanjung Korea, termasuk denuklirisasi lengkapnya."
Asosiasi ini terus mengadvokasi "reformasi menyeluruh PBB, termasuk Dewan Keamanannya," untuk meningkatkan keterwakilan negara-negara berkembang sehingga dapat secara memadai menjawab tantangan global.
BRICS juga menyerukan untuk melestarikan dan memperkuat sistem kontrol senjata.
Baca juga: Presiden Afrika Selatan Ajak Ilmuwan dari Negara BRICS Pelajari Covid-19
Baca juga: Xi Jinping Puji Negara Anggota BRICS Soal Pengembangan Vaksin Covid-19 untuk Pulihkan Ekonomi
3. Ekonomi global
Deklarasi tersebut mengatakan pemulihan (ekonomi) tidak seimbang setelah pandemi memperburuk ketidaksetaraan di seluruh dunia.
Momentum pertumbuhan global telah melemah, dan prospek ekonomi telah menurun, kata deklarasi tersebut.
"Kami mendesak negara-negara maju utama untuk mengadopsi kebijakan ekonomi yang bertanggung jawab, sambil mengelola limpahan kebijakan, untuk menghindari dampak parah pada negara-negara berkembang," kata para pemimpin BRICS.
BRICS mendesak lembaga keuangan multilateral dan organisasi internasional untuk memainkan peran konstruktif dalam membangun konsensus global tentang kebijakan ekonomi dan mencegah risiko sistemik gangguan ekonomi dan fragmentasi keuangan.