Amerika, Jepang, China hingga HRW Kecam Tindakan Myanmar Eksekusi 4 Aktivis Anti-kudeta
Tindakan Junta Myanmar mengeksekusi empat aktivis anti-kudeta mendapat kecaman dari berbagai kalangan terutama masyarakat internasional.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
Menlu AS Antony Blinken
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin (25/7/2022) mengecam eksekusi sebagai "tercela".
Blinken mengatakan, pembunuhan itu tidak akan menghalangi gerakan demokrasi.
“Tindakan kekerasan yang tercela ini lebih lanjut menunjukkan pengabaian total rezim terhadap hak asasi manusia dan supremasi hukum,” kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
“Pengadilan palsu rezim dan eksekusi ini adalah upaya terang-terangan untuk memadamkan demokrasi. Tindakan ini tidak akan pernah menekan semangat orang-orang pemberani Myanmar,” kata Blinken.
Kemenlu Jepang
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Jepang, yang selama beberapa dekade mempertahankan hubungan dekat dengan Myanmar mengatakan "sangat menyesalkan" eksekusi.
Jepang memperingatkan tindakan itu akan semakin mengisolasi pemerintah yang dipimpin militer.
Seperti diketahui, sejak Junta mengambilalih kekuasaan, Myanmar telah menghadapi serangkaian sanksi dari kekuatan Barat.
Baca juga: Myanmar Mengeksekusi 4 Aktivis Anti-kudeta, Picu Kecaman dan Kemarahan Internasional
China
Bahkan China, yang dilaporkan berusaha melindungi sekutu lamanya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meminta para pejabat untuk menyelesaikan konflik dengan benar dalam kerangka konstitusional negara itu.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian juga menegaskan kembali prinsip non-intervensi yang telah lama dipegang Beijing.
Sekretaris Jenderal PBB
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres juga mengutuk eksekusi pada Senin (25/7/2022), menyebut eksekusi tersebut sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap hak untuk hidup, kebebasan, dan keamanan seseorang".