Pakai Baju Pink Nancy Pelosi Turuni Tangga Pesawat Air Force One di Taiwan
Ketua DPR AS Nancy Pelosi benar-benar singgah di Taiwan meski mendapat protes sangat keras dari China.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Kirby mencatat Pelosi belum mengkonfirmasi rencana perjalanan apa pun. Mantan juru bicara Pentagon itu juga menunjukkan Washington tidak akan terintimidasi Beijing.
“Kami akan terus beroperasi di laut dan langit Pasifik Barat seperti yang kami lakukan selama beberapa dekade. Kami juga berkomitmen menjaga jalur komunikasi terbuka dengan Beijing,” tegasnya.
Kirby memperingatkan "langkah-langkah potensial dari China" dalam beberapa hari mendatang, yang katanya dapat mencakup provokasi militer, seperti menembakkan rudal di Selat Taiwan atau di sekitar Taiwan.
Presiden AS Joe Biden menugaskan pejabat senior, termasuk Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, untuk mengingatkan Pelosi tentang risiko kunjungannya ke Taiwan.
Surat kabar Financial Times mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan Pelosi seolah-olah berencana menemui Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Rabu besok.
Klaim tersebut mengikuti portal berita Taiwan ETtoday yang melaporkan Ketua DPR diharapkan tiba di Taiwan pada Selasa malam.
Lalu mengadakan pertemuan dengan Tsai pada Rabu dan meninggalkan pulau itu sekitar tengah hari pada hari yang sama. Kementerian Luar Negeri Taiwan belum mengomentari laporan tersebut.
Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun Senin lalu mengatakan, China telah berulang kali memperjelas posisinya tentang kemungkinan kunjungan Pelosi ke Taiwan.
Beijing telah berulang kali menyatakan keprihatinan serius dan tegas, menentang kunjungan semacam itu.
“Seperti yang kita lihat, kunjungan dari Gedung Putih atau dari Pelosi, kunjungan seperti itu tampaknya sangat berbahaya, sangat provokatif,” katanya.
Diplomat itu menambahkan potensi kunjungan Pelosi ke Taiwan akan merusak perdamaian dan stabilitas regional di Selat Taiwan, serta hubungan antara Washington dan Beijing.
Akhir tahun lalu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan lebih dari 600 personel militer AS telah mengunjungi pulau itu sejak 2019, bertentangan kebijakan Satu-China.
Selain itu, AS telah berulang kali mengirim kapal perangnya ke Selat Taiwan. Beijing menjuluki misi semacam itu provokasi dan mengecam Washington telah merusak perdamaian dan stabilitas.(Tribunnews.com/Sputniknews/RT/CNA/xna)